TIONGKOK, LASPELA– Indonesia mampu berperan besar dalam perkembangan ekonomi global. Pasalnya, pemerintah bertekad untuk menjaga perekonomian lebih terbuka. Presiden Joko Widodo menyatakan hal itu pada sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 Negara dengan Perekonomian Besar (G-20) di Hangzhou International Expo Center (HIEC), Tiongkok, kemarin sore waktu setempat.
“Indonesia berkomitmen untuk menjaga ekonominya terbuka dan kompetitif. Saya juga akan terus mempertahankan ekonomi yang inklusif,” kata Presiden Jokowi
Presiden mendorong negara-negara anggota G-20 untuk memiliki komitmen berskala nasional dan global dalam menyinergikan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural guna perbaikan ekonomi dunia. “G-20 harus meningkatkan komunikasi dan menghindari kebijakan ekonomi yang menciptakan dampak negatif,” tandasnya.
Selain itu, Jokowi berharap negara-negara G-20 dapat memberikan asistensi dalam mengembangkan ekonomi digital.
Ikut mendampingi Presiden Jokowi dalam forum tersebut ialah Menteri Luar Ne-geri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
KTT G-20 yang berlangsung hingga hari ini mengusung tiga pilar utama, yaitu inovasi, revolusi industri baru, dan ekonomi digital. Selain ke-20 negara anggota, KTT kali ini juga diikuti beberapa negara tamu, yakni Spanyol, Chad, Mesir, Kazakhstan, Laos, Senegal, Singapura, dan Thailand. Sejumlah pimpinan organisasi internasional pun hadir.
Presiden Tiongkok Xi Jinping, dalam pidato pembukaan, mengajak para pemimpin negara G-20 untuk dapat merumuskan kebijakan yang efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, kuat, dan berkelanjutan.
Megainvestasi
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyampaikan keinginan untuk melakukan investasi besar-besaran atau megainvestasi di Indonesia. Keinginan itu disampaikan Wakil Putra Mahkota, Wakil Kedua Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdul Aziz al-Saud saat bertemu Presiden Jokowi di Hotel Dahua Boutique, Hangzhou, kemarin.
“Pertama di bidang pengilangan minyak (refinery), kedua bidang pembangunan rumah murah (low cost housing), dan ketiga investasi di bidang pariwisata (tourism),” jelas Menlu Retno Marsudi seusai pertemuan. Pada kesempatan itu juga Jokowi meminta penambahan kuota haji.
Pengamat politik internasional Teuku Rezasyah mengatakan, Indonesia memiliki posisi tawar di panggung global. “Pertemuan G-20 menjadi ajang memperkenalkan posisi tawar dan keterbukaan Indonesia, serta kesediaan untuk bekerja sama,” kata dosen hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Bandung, itu saat dihubungi.
Menurut Rezasyah, setidaknya ada empat hal yang harus dilakukan Indonesia agar berperan maksimal di dunia internasional.
Pertama, kata dia, politik dan kondisi dalam negeri harus stabil. Kedua, kebijakan makroekonomi tidak berubah-ubah. Ketiga, kebijakan harus dikomunikasikan ke luar, dan keempat, diplomasi ekonomi harus didukung intelijen pemasaran yang bagus.
Indonesia harus bisa menempatkan G-20 bersinergi dengan grup-grup lain, semisal AIIB, Asem, APEC, ASEAN, OPEC, dan PBB. “Kita tidak pernah bergantung pada salah satu organisasi. Itu positif karena kita akan dilihat sebagai negara yang terbuka, tidak memusuhi negara mana pun,” pungkasnya.
Presiden Jokowi hari ini dijadwalkan akan menjadi pembicara utama pada sesi kedua yang akan membahas tata keuangan dan ekonomi global.
Sumber: Setkab.go.id