PANGKALPINANG, LASPELA – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya meningkatkan kewaspadaan terhadap peredaran uang palsu (Upal) di Babel.
Menurut Kepala Perwakilan BI Babel, Bayu Martanto, Sejumlah langkah telah dilakukan pihaknya guna menekan peredaran uang palsu. “Kita sudah menggelar sosialisasi 3D (diraba, dilihat, diterawang-red) kepada masyarakat. Dengan begitu kita berharap masyarakat dapat bersikap waspada,”ujar Bayu, Kamis (16/6) sore.
Terkait sosialisasi, pihak BI berkeliling ke sejumlah wilayah di Babel, termasuk wilayah yang dianggap rentan peredaran Upal, seperti Pasar. “Sudah keliling kemana-mana, termasuk pasar. Kita ada mobil kas keliling untuk memberikan pengertian dan sosialisasi terhadap peredaran Upal. Ciri-ciri Upal harus dicek. Bahkan kita sampai ke Pongok, Bangka Selatan,”ujar dia .
Menurut Bayu lagi, masyarakat sempat terkejut dengan kedatangan BI ke daerah-daerah. “Mereka masih kaget, BI datang. Ini juga sekaligus perkenalan keberadaan BI di Babel. Kita pun sekaligus melakukan penukaran terhadap uang yang jelek,”bebernya.
Seperti diketahui sejumlah kasus uang palsu sempat terjadi di Negeri Serumpun Sebalai pada tahun ini. Dijelaskan Bayu, berdasarkan data, uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Kepala Perwakilan Bank Indonesia Babel dari Januari hingga Maret 2016, ada 96 lembar yang sempat beredar di Babel.
Kebanyakan kata Bayu, upal dengan pecahan seratus ribu rupiah yang paling mendominasi. “Pecahan 100ribu rupiah sebanyak 35 lembar, pecahan 50ribu rupiah ada 33 lembar dan uang 20ribu rupiah ada 27 lembar. Sedangkan untuk tahun 2015 kemarin, terdapat 545 lembar upal beredar di Babel,”tutupnya. (naf)