PANGKALPINANG, LASPELA – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung menilai keberadaan kabel bawah laut sangat strategis mengingat mampu memasok listrik dengan biaya yang lebih efisien jika dibandingkan dengan pembangkit berbahan bakar diesel yang masih dominan beroperasi khususnya di Bangka.
“Secara operasional, kabel bawah laut sangat penting apalagi dari sisi biaya jauh lebih murah jika dibandingkan menggunakan pembangkit diesel,” kata Manager PLN UPK Bangka Belitung Wayan Budi Laksana kepada media pada, Rabu (17/12/2025).
Dikatakan Wayan, pembangkit listrik di Bangka masih didominasi oleh pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) jenis solar, sementara penggunaan batu bara hanya terdapat pada PLTU.
“Tentu kondisi ini membuat keberadaan kabel laut menjadi sangat krusial dalam skema keseimbangan regional atau regional balance sistem kelistrikan Bangka,” ujarnya.
Ia mengatakan, hingga November 2025 telah beroperasi dua jalur kabel bawah laut dengan kapasitas masing-masing 50 MW.
Selain itu, PLN juga menyiapkan satu kabel laut tambahan berkapasitas 50 MW sebagai cadangan untuk mengantisipasi gangguan pada dua kabel utama.
“Saat ini dua kabel sudah beroperasi, sementara kabel ketiga disiapkan sebagai back up. Mudah-mudahan tidak terjadi kendala apa pun,” ucapnya.
Ia menyampaikan, kondisi sistem untuk di Pulau Bangka dalam status aman dengan kumulatif Daya Mampu Pasok sebesar 241,05 MW dengan kontribusi transfer kabel bawah laut mencapai 100 MW dari pulau Sumabagsel melalui kabel laut di Muntok sisanya dari pembangkit di Air Anyir ini ada dua PLTU mesin turbin gas dengan total cadangan 116 MW.
“Tanpa kabel bawah laut sebenarnya sistem kelistrikan Bangka masih mampu berdiri sendiri. Namun, biaya produksi listrik akan meningkat signifikan karena ketergantungan pada pembangkit berbahan bakar fosil,” jelasnya.
Dengan demikian, PLN melakukan kerjasama atau koordinasi dengan Pangkalan TNI AL (Lanal) Bangka Belitung dan Udara (Ditpolairud) Polda Babel untuk menjaga keandalan operasional kabel bawah laut.
“Kami melakukan patroli di sekitar jalur kabel termasuk dekat ponton tambang timah, dan kami juga pasang CCTV jika ada ponton yang berada di sekita jalur kabel kami arahkan untuk menjauh dari area kabel bawah laut, baik ke arah utara maupun selatan, guna mencegah potensi gangguan,” tutupnya. (chu)







Leave a Reply