Ombak Asmara
Karya: Martinus Alfinsius Sani Wotan
Ku jelajahi berbagai elegi yang memesona
Dengan satu penilaian yang indah
Desiran angin yang membawa dunia
Dalam cinta kasih
Berisi nafsu yang penuh kerinduan
Dera yang selalu menimpa ancala
Dalam anila-anila yang penuh gapah
Rasa rindu bagaikan lonceng yang menggema
Dengan derang yang selalu menanti
Mengalun indah dalam pasang surut hidupku (*)
Menggapai Suargaloka
Karya: RD Martinus Handoko
Kata-katanya lembut menjerat jiwa
Lakunya menghimpit jalan-jalan keras yang berbatu
Membuka lebar jalan yang berliku
Memadamkan amarah yang membelenggu
Menabur salju di antara titik-titik kalbu
Aura putihnya mengusir getar ketakutan
Lembut wajahnya mematrikan dunia yang naim
Indahnya langkah simbol tari-tarian sukacita
Yang bersedih menjadi teduh
Yang kecewa menjadi euforia
Hadirnya dinantikan jagat raya
Senyumnya menggetarkan batu yang memundak
Kini ‘ku duduk di pelantar senja
Menantikan yang diukir dalam atma
Berharap dapat menggapai suargaloka (*)
Keksosongan
Karya: Silvester El Nino Situmeang
Ruang yang fana menghalangiku
Tanah yang damai menenangkanku
Aku berlari nan anggun
Memandang akaramu di tengah kekosongan
Ku memandang di tengah rimba
Memikat nusa yang penuh darah
Oleh bengisnya era
Namun, aku sadar ku tak bisa menggapai akaramu
Ruang yang fana begitu lengang
Sifat egois menguasai era
Namun aku rindu
Melihat akaramu kembali (*)
Leave a Reply