Nasib Paslon Pilkada Ulang Kota Pangkalpinang dan Bangka Ditentukan 411.598 Pemilih

Avatar photo
Headline Edisi Cetak Media Laskar Pelangi Edisi 335

PANGKALPINANG, LASPELA–Pilkada ulang Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka akan memasuki hari Pencoblosan, Rabu (27/8/2025). Sebanyak empat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Pangkalpinang, pasangan nomor 1, H. Eka Mulya Putra, S.E, M.Si dan Radmida Dawan, SH.M.H; pasangan nomor urut 2, Maulan Aklil dan Zeki Yamami, pasangan nomor urut 3, Prof Udin dan Desy Ayutrisnadan paslon nomor urut empat, Basit Cinda Sucipto, SKM dan calon wakil wali kota, Dede Purnama Alzulami, Lc, MA, Hk, nasibnya ditentukan oleh masyarakat yang termasuk dalam Data Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 169.016 yang tersebar di 315 Tempat Pemungutan Suara, termasuk 4 TPS khusus di sejumlah lapas. Sedangkan di Kabupaten Bangka, sebanyak lima pasangan calon bupati dan wakil bupati Bangka, pasalon nomor 1, H. Fery Insani dan Syahbudin, Nomor 2, Naziarto – Usnen; Nomor 3, Aksan Visyawan – Rustam Jasli; Nomor 4, Andi Kusuma – Budiyono; dan Nomor 5, Rato Rusdiyanto – Ramadian. akan dipilih oleh sebanyak 242.582 orang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Jumlah DPT untuk Pilkada Ulang Bangka 2025 sebanyak 242.582 pemilih, terdiri dari 123.983 pemilih laki-laki dan 118.599 pemilih perempuan.

Menjelang hari pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ulang Kota Pangkalpinang 2025, hasil survei terbaru yang dirilis oleh Elekta Research Center Universitas Pertiba (Uniper) menunjukkan pasangan calon (paslon) dari partai besar memiliki elektabilitas lebih unggul dibandingkan kandidat non-partai. Rata-rata elektabilitas paslon partai tercatat sebesar 3,15 dalam skala 1–5, di atas pesaingnya yang maju tanpa dukungan partai. Survei terakhir yang dilakukan Elekta Research Center Uniper pada 16–20 Agustus 2025 ini melibatkan 51 relawan dengan jumlah 1.243 responden tersebar di 42 kelurahan di Kota Pangkalpinang. Metode yang digunakan adalah stratified multistage random sampling, dengan tingkat kepercayaan 95 persen serta margin of error ±3,08 persen.

Dari hasil survei, terlihat adanya peningkatan antusiasme warga untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Tingkat partisipasi pemilih naik dari 85,94 persen pada survei sebelumnya menjadi 88,25 persen setelah penetapan nomor urut paslon.

Baca Juga  Inilah Catatan Menko Polkam di Pilkada Ulang Bangka: Dari Netralitas hingga Money Politic

Selaian itu sebagian besar masyarakat menilai kinerja KPU Kota Pangkalpinang dalam menyelenggarakan Pilkada ulang berjalan dengan baik. Sebanyak 79,49 persen responden menyatakan puas, hanya 6,92 persen menilai kurang baik, dan 13,6 persen tidak memberikan pendapat.

Kesadaran pemilih terhadap pasangan calon dan nomor urut juga terbilang tinggi. Sebanyak 83,27 persen responden mengaku sudah mengetahui nama paslon beserta nomor urutnya, sementara 16,73 persen lainnya belum mengetahuinya.

Dari sisi keyakinan terhadap pilihan, masyarakat menunjukkan optimisme cukup besar. Sebanyak 35,8 persen responden mengaku sangat yakin dengan pilihannya, 39,34 persen yakin, dan 24,86 persen masih ragu-ragu.

Baca Juga  Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Babel, Hidayat Arsani Memperingatkan Agar Berhenti Mainkan Isu SARA

Terkait isu politik uang, mayoritas warga menolak praktik tersebut. 62,06 persen responden menyatakan tidak bersedia menerima uang untuk memilih paslon tertentu, sementara 25,66 persen mengaku bersedia, dan 12,28 persen memilih tidak tahu.

Ketika ditanya soal dugaan adanya tim sukses yang menjanjikan uang menjelang pencoblosan, 60,74 persen responden menyatakan tidak ada, 19,87 persen mengatakan ada, dan 19,39 persen tidak mengetahui.

Survei juga merekam penilaian masyarakat terhadap kampanye yang dilakukan para paslon. Sebanyak 74,33 persen responden menilai kuantitas dan kualitas kampanye sudah baik, 9,81 persen menilai kurang, dan 15,85 persen mengaku tidak tahu.

Direktur Elekta Research Center Uniper, Divo Dharma Silalahi, Ph.D., menilai temuan ini menunjukkan arah positif bagi demokrasi lokal di Kota Pangkalpinang.

“Data ini mengindikasikan bahwa masyarakat semakin antusias untuk menggunakan hak pilihnya. Peningkatan partisipasi menjadi sinyal bahwa Pilkada ulang memiliki legitimasi yang kuat di mata publik. Selain itu, penolakan mayoritas warga terhadap praktik politik uang menunjukkan adanya kesadaran politik yang semakin dewasa,” ujar Divo. (*/rel)

Leave a Reply