Berharap Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Pariritiga Babar dengan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka segera selesai.
Markus meyakini setelah terhubungnya wilayah terujung kedua kabupaten di Provinsi Bangka Belitung tersebut, maka perekonomian berbasis pariwisata (ekowisata) di Babar akan berkembang. Selain ekowisata berkembang, akses jalan masyarakat yang hendak pergi ke kabupaten Bangka menuju Babar ataupun sebaliknya menjadi dekat.
“Masyarakat tidak perlu lagi melintasi jalan Nasional dengan menempuh waktu kurang lebih 2 jam. Dengan adanya jembatan tersebut, kita bisa ke belinyu dengan menempuh waktu 20 hingga 30 menit saja dari Parittiga,”ujar Markus kepada LASPELA baru-baru ini.
Di jembatan yang berada di Desa Bakit tersebut, kata Markus terdapat tiga pulau kecil dan air laut jernih yang menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun luar daerah Babel untuk berkunjung. Bagi siapa saja yang pergi kesana akan terpesona dengan keindahan alamnya.
Guna mempercepat pengembangan wisata pulau, laut dan pantai di sana. Markus berharap ada investor yang tertarik menginvestasikan modalnya untuk menyulap lokasi sekitar jembatan menjadi kawasan wisata terpadu.
“Silakan investor membangun hotel, lalu mengadakan banana boat dan permainan laut lainnya. Begitu juga dengan sewa speed boat hingga menyewakan sarana diving maupun snorkeling kepada wisatawan akan lebih mantap,”katanya.
Sementara itu, efek positifnya bagi penduduk lokal terkait ekowisata terpadu di Bakit, mereka bisa menjadi pemandu wisata(guide) dan penjual kuliner khas Negeri Sejiran Setason. Kemudian bagi masyarakat yang memiliki modal cukup besar, bisa bekerja sama menyewakan speed boat ataupun kapal penyebrangan ke pulau-pulau yang bakal dituju wisatawan.
“Sementara peran kita Pemkab Babar kalau sudah ada investor masuk, tinggal memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku usaha kuliner dan guide. Selain itu membangun sarana dan parasana penunjang menuju objek wisata terpadu di Desa Bakit Kecamatan Parittiga tersebut,”ungkapnya.
Menurut Markus, konsistensi Pemkab Babar mengembangkan pariwisata bukan hanya isapan jempol belaka. Saat ini, pihaknya juga berupaya mengembangkan pembangunan kawasan wisata pantai, laut, budaya maupun sejarah.
“Sekarang kita fokus kembangkan objek wisata Batu Rakit. Disana kita telah membangun Gazipo dan tempat-tempat peristirahatan pengunjung saat melihat-lihat berbagai macam bebatuan di batu rakit tersebut,”katanya.
Begitu juga dengan pengembangan kawasan wisata lainnya. Sekarang Pemkab Babar sedang mengevaluasi potensi kawasan wisata mana saja yang bisa dikembangkan, mengingat ada sebagian kawasan wisata masuk kedalam kawasan hutan lindung ataupun konservasi yang tidak bisa diganggu gugat sebelum adanya izin pinjam pakai atau peralihan status kawasan dari Pemerintah.
“Kalau bicara potensi wisata, di Babar ini pantainya semua indah. Namun dalam pengembangannya kedepan harus kita pilah-pilah, agar tidak berbenturan dengan aturan hukum. Namun yang jelas saat ini kita sudah menetapkan dua desa/kelurahan wisata setiap kecamatan, atau 12 Desa/wisata wisata se Babar”ungkapnya.
Khusus tanggal 29 Mei 2016 ini, Markus mengundang masyarakat se Babel untuk menghadiri puncak serangkaian kegiatan Ruah menyambut Bulan Suci Ramadhan 1437 Hijiriah di Desa Tempilang Kecamatan Tempilang. Di sana Masyarakatnya akan menyelenggarakan tradisi Ritual Perang Ketupat dan Tebar laut.
“Momentum ini menjadi objek wisata budaya Babar, semua suku, agama dan etnis dipersilakan berkumpul menyaksikan rangkaian ritual tersebut. Kegiatan ini terselenggara selain mengucapkan rasa syukur ke sang pencipta, juga sebagai ajang mempererat jalinan silaturahmi antar sesama umat manusia,”pungkasnya (ron)