Amankan Titik Rawan Banjir di Kota Pangkalpinang, BPBD Kerahkan Tiga Regu Lakukan Pemantauan 24 Jam

Kepala BPBD Kota Pangkalpinang, Dedi Revandi

PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang mengamankan titik-titik banjir di Kota Pangkalpinang dan memantau wilayah-wilayah tersebut selama 24 jam.

Kepala BPBD Kota Pangkalpinang, Dedi Revandi menuturkan, pihaknya mengirimkan 3 regu yang beranggotakan 25-30 orang dalam satu regu untuk memantau titik-titik wilayah tersebut.

“Mereka disiagakan dari pukul 7.30 pagi, hingga 19.30 malam, lalu berganti shift dari 19.30 malam sampai 7.30 pagi, jadi kami memantau selama 24 jam pada titik-titik rawan di Kota Pangkalpinang,” katanya, Jumat (8/11/2024).

Sampai saat ini ada beberapa titik potensi bencana banjir di Pangkalpinang, ditambah saat ini curah hujan begitu tinggi dan pada Desember adalah pasang air laut tertinggi.

Untuk daerah pesisir pihaknya terus memantau Opas Indah, Ketapang, Rejo Sari, Kampung Sebrang, Jalan Trem, Pasir Putih, Pasir Padi, Temberan.

Selain itu, wilayah Pangkalpinang yang cekungan yang rendah, seperti Gedung Nasional, Jalan Balai, Batin Tikal, Bukit Sari, Kambung Bintang dan Kampung Keramat.

“Dimana itu masuk dalam aliran sungai, dan tetap menjadi pantauan kita juga. Kami dari BPBD yang bekerja setiap harinya itu tetap akan siap siaga memonitor wilayah yang berpotensi terjadinya bencana,” ujarnya.

Sementara untuk angin puting beliung potensinya sudah menipis, namun untuk potensi angin kencang masih ada, karena hujan akan disertai dengan angin.

“Sehingga cuaca ektream bisa melanda untuk Kota Pangkalpinang ini juga bisa kita antisipasi. Untuk angin beberapa hari ini ada belasan kejadian pohon tumbang dan ini menjadi perhatian kita,” katanya.

Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan jika untuk ranah pohon tumbang memang menggangu aktifitas dan mengganggu lalu lintas itu ada diranah pihaknya dan pihaknya bisa turun langsung dan pihaknya dapat mengevakuasi.

“Tetapi untuk pohon yang masih berdiri tegak dan tidak ada kejadian tumbang itu ranahnya DLH, jadi untuk pemangkasan itu ranahnya DLH, namun jika itu sudah terjadi bencana dan mengganggu nah itu ranah kami yang akan mengevakuasi,” ujarnya.

Dedi mengimbau kepada masyarakat untuk dapat melaporkan mana saja pohon-pohon yang berpotensi akan menimbulkan bencana, ia meminta masyarakat dapat respon cepat dan melaporkan hal itu ke DLH.

“Jangan sampai setelah terjadi bencana sudah ada korban baru mau melaporkan, untuk itu sebelum terjadinya bencana, masyarakat bisa untuk melapor ke DLH,” katanya. (dnd)