SUNGAILIAT, LASPELA — Sekitar 50 hingga 60 persen spesies tanaman anggrek di Bangka Belitung (Babel) terancam punah.
Wakil Ketua DPD Pecinta Anggrek Indonesia (PAI) Bangka Belitung, Dian Rosana Anggraini mengatakan, hal itu disebabkan oleh alih fungsi hutan seperti pertambangan serta pembukaan lahan baru perkebunan.
“Memang tak bisa dipungkiri alih fungsi hutan ini seperti pertambangan serta perkebunan, pasti dari segala habitat yang ada di sana berkurang dan mungkin juga habis,” kata Dian Rosana, Senin (11/9/2023).
Hingga saat ini, kata Dian, PAI Babel mencatat sebanyak 98 spesies anggrek yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Babel.
“Sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa ya, karena memang kita wilayah tambang dan perkebunan yang termasuk di dalamnya serta berpotensi mengancam kepunahan anggrek yang kita miliki,” ucapnya.
Kendati demikian, Babel saat ini masih memiliki Taman Nasional Gunung Maras, dimana lokasi tersebut terdapat spesies anggrek yang masih terjaga dan terawat dengan baik, karena memang wilayah tersebut memang tidak boleh diganggu atau dialih fungsikan.
“Yang saat ini mesti kita lakukan yaitu menyelamatkan dahulu yang hampir punah ini, terus mengajak seluruh masyarakat, siswa-siswi sekolah, mahasiswa hingga para peneliti untuk bersama-sama bersatu menyelamatkan kekayaan alam yang ada di Babel,” ujarnya. (mah)