TOBOALI, LASPELA – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyediakan berbagai layanan dalam upaya pencarian dan penyelamatan serta penanganan situasi darurat di Indonesia, yaitu kecelakaan penerbangan, pelayaran, kondisi membahayakan manusia, kecelakaan penanganan khusus dan bencana.
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Basarnas RI, Marsekal Pertama TNI Roy Romansa Bachtiar mengatakan, tercatat pada tahun 2022 hingga April 2023 kantor Basarnas Pangkalpinang telah melaksanakan 58 operasi SAR dengan korban selamat sebanyak 81 orang, meninggal dunia 41 orang dan hilang 10 orang.
“Untuk di Kabupaten Bangka Selatan sendiri pada tahun 2022 hingga April 2023, unit siaga POS SAR Toboali telah melaksanakan sebanyak 5 operasi SAR dengan korban selamat 18 orang meninggal dunia 3 orang dan hilang nihil,” kata Roy usai membuka pelatihan Potensi SAR di Diklat BKPSDMD Basel, Senin, 12 Juni 2023.
Ia mengungkapkan, untuk persentase kecelakaan kapal dan kondisi membahayakan manusia di perairan dalam rentan waktu 2022 – April 2023 sebanyak 24 kecelakaan.
“Dan 28 kondisi membahayakan manusia di peraira,” ungkapnya.
Menurut Jenderal TNU Bintang Satu itu, musibah yang terjadi tersebut bersifat unpredictable atau tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Untuk itu, lanjut dia, sebagai leading sector di bidang pencarian dan pertolongan, Basarnas akan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan operasi SAR, termasuk di Air.
“Tapi dengan segala keterbatasan yang ada saat ini, Basarnas tidak dapat bekerja sendiri dukungan dan kerja sama stakeholder dibutuhkan dalam pelaksanaan operasi SAR,” terangnya.
Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan Basarnas yakni memberikan pembinaan melalui pelatihan pertolongan, seperti yang dilaksanakan Kantor Basarnas Pangkalpinang kali ini melaksanakan pelatihan teknis pertolongan di atas permukaan air.
“Tujuan diselenggarakan pelatihan ini yakni meningkatkan kompetensi, Potensi memiliki kompetensi maka akan mempercepat penanganan, minimal pelaporan disampaikan dengan cepat,” tuturnya.
Menurut Roy, penanganan potensi yang dibekali pelatihan dapat merespon lebih cepat sehingga korban selamat lebih besar.
“Selanjutnya menjalin hubungan sinergitas antar peserta, instansi dan stakeholder relawan kebencanaan dan musibah di wilayah khususnya di Kabupaten Bangka Selatan,” pungkasnya. (pra)