Markus Janji Tangani Banjir Secara Komprehensif, Sudah Buat Proposal Ratusan Miliar

Avatar photo
Bupati  Bangka Barat, Markus.

MENTOK, LASPELA  —  Bupati Bangka Barat, Markus memastikan langkah penanganan banjir di Kecamatan Mentok dan Parittiga akan dilakukan secara komprehensif.

Markus mengatakan, pemerintah daerah tidak ingin hanya sekadar hadir saat banjir terjadi tanpa memberikan solusi jangka panjang.

Saat ini, pemerintah telah mengajukan proposal penanganan banjir kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan nilai anggaran kurang lebih mencapai Rp300 miliar.

“Kita sudah mengajukan ke Bappenas untuk penanganan banjir di Mentok dan Parittiga. Itu anggarannya cukup besar,” ucapnya, Kamis (11/12/2025).

Menurut Markus, penanganan banjir harus berorientasi pada penyelesaian masalah, bukan sekadar kegiatan seremonial atau pencitraan saat bencana terjadi.

“Penanganan banjir ini harus kita fokuskan. Kalau kita hanya datang dan menyerahkan bantuan itu kan tidak saya anggap menyelesaikan masalah. Tidak perlu lah kita pencitraan,” ujarnya.

Baca Juga  Audiensi dengan Almaster, Ketua DPRD: Tekankan Pentingnya Percepatan Perda IPR

“Kita sudah ke Jakarta dan menyusun konsep itu ada kurang lebih Rp300 miliar. Andai itu bisa terealisasikan, kita harap bisa menangani banjir di Mentok dan Parittiga,” sambung Markus.

Untuk tahapan teknis, Markus menjelaskan bahwa dinas terkait akan menyusun kajian dan studi pendukung mulai tahun depan. Dokumen teknis ini diperlukan untuk mendukung rencana besar tersebut agar dapat segera dieksekusi jika anggaran pusat disetujui.

“Secara teknis nanti ada di pihak dinas terkait. Tahun depan kita sudah minta dinas membuat kajian dan studinya untuk persiapan penanganan banjir,” ucapnya.

Baca Juga  Berkolaborasi dengan BKKBN Kepri dan Pemkab Karimun, PT TIMAH Tbk Wujudkan Generasi Emas 2045 Lewat Gerakan Ayah Teladan Indonesia

Markus turut menerangkan bahwa karakter banjir di Mentok dan Parittiga memiliki perbedaan. Di Mentok, banjir sebagian besar dipicu oleh fenomena rob atau air laut pasang. Sementara di Parittiga, masalah utamanya adalah aliran air yang tidak memiliki jalur pembuangan yang jelas.

“Kalau di Mentok ini kan banjirnya rob atau air laut pasang, agak sedikit berbeda dengan Parittiga. Kalau di sana penampungan air yang kita lihat. Kalau itu banjir, airnya itu tidak tahu kemana, itu yang kami pikirkan. Kalau disetujui pusat kita membuat embung,” katanya. (oka)

Leave a Reply