TOBOALI, LASPELA – Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mencatat ada 83 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) medio Januar hingga September 2025.
“Dari jumlah tersebut, ada sebanyak 54 orang menjalani pengobatan, 14 orang meninggal dunia, dan 15 orang tercatat gagal follow up,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKPPKB Basel, Slamet Wahidin, Selasa (2/12/2025).
Slamet mengatakan, angka kasus HIV menunjukkan tren peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar kasus baru ditemukan pada laki-laki, sementara sisanya berasal dari kelompok perempuan.
“Penambahan kasus juga dipengaruhi intensifnya kegiatan skrining HIV yang dilakukan di fasilitas kesehatan. Kasus inj masih di dominasi oleh kaum LGBT atau suka sesama jenis,” ungkapnya.
Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat, terutama kelompok dengan risiko tinggi, untuk mengikuti layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT). Program ini dinilai efektif dalam upaya deteksi dini dan pengendalian penyebaran HIV-AIDS.
“Pemerintah daerah telah menyediakan layanan pemeriksaan HIV-AIDS dan infeksi menular seksual secara gratis di sepuluh puskesmas serta dua rumah sakit. Semua layanan disiapkan untuk memudahkan masyarakat melakukan pemeriksaan secara sukarela dan rahasia,” ajak Slamet.
Slamet juga menegaskan bahwa tes VCT memberikan manfaat penting bagi pencegahan dan penanganan HIV-AIDS, termasuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan edukasi terus pihaknya dilakukan agar masyarakat memahami alur pemeriksaan dan tidak merasa takut atau distigma saat melakukan tes.
“Penularan HIV dapat terjadi dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, maupun menyusui. Dengan pengobatan yang tepat, risiko penularan dapat ditekan hingga tingkat yang sangat rendah,” tegasnya.
Ia berharap semakin banyak masyarakat yang berani memeriksakan diri melalui layanan VCT sebagai langkah menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan.
“Edukasi mengenai pentingnya deteksi dini menjadi salah satu fokus utama pemerintah daerah. Upaya promotif dan preventif juga terus dilakukan untuk menekan penambahan kasus HIV setiap tahunnya. Ini menjadi pekerjaan besar bagi kita semua, dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan,” harapnya. (Pra)



Leave a Reply