Lurah Matras Harapkan Pariwasata, Nelayan dan Pertambangan Saling Bermutualisme

Avatar photo
Kegiatan sosialisasi pelaksanaan infrastruktur hijau, di Pantai Matras, Sungailiat, Sabtu (29/11/2025).

SUNGAILIAT, LASPELA — Lurah Matras, Chari Yulianto menegaskan bahwa wilayah pesisir Pantai Matras memiliki tiga sektor yang hidup berdampingan, yakni pariwisata, nelayan, dan pertambangan.

Menurutnya, ketiganya merupakan simbiosis yang harus dikelola agar saling menguntungkan (mutualisme) satu sama lain.

Pernyataan itu disampaikan Chari dalam kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Infrastruktur Hijau yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup bersama Komisi XII DPR RI di Pantai Matras, Sabtu (29/11/2025).

“Perlu saya sampaikan juga bahwa wilayah pesisir Matras ini ada tiga simbiosis, yakni Pariwisata, nelayan dan tambang. Nah kita berusaha agar simbiosis ini saling bermutualisme,” katanya.

Karena itu, pihaknya terus berupaya menjaga ruang agar ketiga sektor tersebut dapat berjalan seimbang.

“Yang kita harapkan adalah kondusif, dinamis dan semuanya berharap saling bermutualisme (saling menguntungkan) tetapi tidak mengenyampingkan satu sama lainnya,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyoroti tambat labuh Matras yang dianggap memiliki peran strategis bagi para nelayan, bukan hanya bagi masyarakat Matras, tetapi juga nelayan dari wilayah lain.

“Tambat labuh nelayan di sini merupakan satu-satunya lokasi yang kami anggap paling pas dan strategis. Nelayan yang berkumpul di sini bukan hanya dari Matras, termasuk juga dari Mentabak dan Penyamun ada di aini. Jadi, nelayan dan masyarakat Matras membuka akses untuk kawan-kawan dari daerah lain juga,” jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama Komisi XII DPR RI membangun fasilitas WC dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mendukung aktivitas nelayan di Pantai Matras, Sungailiat.

Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas ini merupakan respon atas kebutuhan mendasar masyarakat nelayan di sekitar Pantai Matras.

“Saya memang berpesan agar bangunan ini dibuat dekat aktivitas nelayan, sehingga ketika mereka pulang atau akan berangkat melaut, WC sudah tersedia di sini. Artinya, bangunan ini memang dibutuhkan,” katanya.

Ia menegaskan bahwa kehadiran WC dan IPAL tidak hanya bermanfaat bagi nelayan, tetapi juga bagi masyarakat luas, terutama mengingat Matras merupakan kawasan wisata sekaligus lokasi pendaratan ikan.

Pembangunan fasilitas WC dan IPAL ini, menurut Bambang, merupakan bagian dari program aspirasi masyarakat.

Ia berharap fasilitas tersebut dapat meningkatkan sanitasi, kebersihan, dan kenyamanan baik bagi nelayan maupun wisatawan. (mah)

Leave a Reply