Soal Antrean BBM, Pertamina Bantah Kekurangan Stok Sebut Peningkatan Konsumsi Jadi Pemicu 

Avatar photo
Sales Branch Manager PT Pertamina (Persero) TBBM Pangkalbalam, Satria Wibowo Wicaksono usai menghadiri audiensi dengan DPRD Babel, Kamis (20/11/2025) sore.

PANGKALPINANG, LASPELA – PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) membantah kekurangan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Bangka Belitung hingga mengakibatkan antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) beberapa hari terakhir.

Pertamina menegaskan pasokan BBM di wilayah Babel sebenarnya dalam kondisi aman dan penyaluran berjalan normal. PT Pertamina TBBM Pangkalbalam memastikan kondisi pasokan BBM saat ini sudah mulai stabilisasi.

“Berdasarkan koordinasi dengan SPBU, antrean yang terjadi masih berada pada skala wajar dan cenderung muncul pada jam sibuk,” kata Sales Branch Manager PT Pertamina (Persero) TBBM Pangkalbalam, Satria Wibowo Wicaksono usai menghadiri audiensi dengan DPRD Babel, Kamis (20/11/2025) sore.

Antrean yang terjadi di sejumlah SPBU di Bangka Belitung dalam beberapa hari terakhir bukan disebabkan oleh kekurangan stok, hal itu terjadi karena dipicu oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada waktu tertentu, faktor cuaca, serta pola pembelian yang menumpuk di jam yang sama.

Baca Juga  Wujud Harmoni Lintas Agama, PT TIMAH Tbk Perkuat Dukungan untuk Rumah Ibadah

“Kami pastikan suplai menuju akhir tahun dalam kondisi aman. Pertalite tersedia sekitar 600 kiloliter per hari, Pertamax 100 kiloliter per hari, dan biosolar 230–250 kiloliter per hari. Untuk Natal dan Tahun Baru juga telah disiapkan penambahan 12–15 persen,” jelas Satria.

Ia menguraikan rantai suplai BBM Babel yang bergantung pada tiga terminal utama: Tanjung Uban, Panjang Lampung, dan Tanjung Gerem Cirebon. Gangguan di Terminal Tanjung Uban menjadi salah satu faktor keterlambatan suplai akibat antrian kapal dan kondisi pasang-surut.

“Contohnya kapal yang dijadwalkan tiba 16 November baru bisa sandar pada 17 November pagi. Keputusan itu diambil untuk menghindari risiko karam ketika pasang-surut tidak mendukung,” katanya.

Secara nasional, lanjut Satria, peningkatan permintaan terjadi karena sejumlah SPBU swasta di Jawa tidak beroperasi sehingga beban pemenuhan dialihkan ke Pertamina dan berdampak pada daerah lain.

“Kami tidak menutup diri terhadap kehadiran kompetitor dalam penyaluran BBM. Justru itu dapat mengurangi tekanan pada distribusi,” ujarnya.

Baca Juga  Persiapan HUT ke-25 Bangka Belitung Sudah 80 Persen

Terkait penyelundupan biosolar, Satria menjelaskan sebagian besar BBM ilegal yang masuk berasal dari luar Babel.

“Pengawasan melalui QR Code telah diberlakukan untuk kendaraan roda empat, namun regulasi untuk roda dua belum tersedia sehingga menyulitkan penindakan terhadap pembelian berulang,” bebernya.

 

Sebagai upaya jangka pendek, Pertamina berencana melakukan pemetaan kebutuhan industri dan kebutuhan energi bagi penambang IPR, serta memperluas opsi distribusi melalui Pertashop.

 

Sementara terkait usulan penambahan tangki timbun, Pertamina menyatakan perlunya kajian investasi agar sesuai dengan regulasi dan analisis keekonomian.

 

“Untuk solusi cepat, skema sewa tangki dapat digunakan terlebih dahulu sambil menunggu kajian pembangunan tangki baru,” tuturnya.

DPRD dan Pertamina sepakat untuk memperkuat koordinasi dalam penentuan kebutuhan, pengawasan distribusi, serta penambahan infrastruktur energi guna memastikan pasokan BBM tetap stabil dan mendukung aktivitas ekonomi di Bangka Belitung. (chu)

 

Leave a Reply