Januari – September 2025 153 Warga Terpapar DD dan DBD, Slamet: 1 Orang Meninggal

Avatar photo

TOBOALI, LASPELA – Sepanjang Januari hingga September 2025, sebanyak 153 kasus penyakit Demam Dengue (DD), dan Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang masyarakat Kabupaten Bangka Selatan.

Hal itu berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan (Basel).

“Ratusan pesien yang terpapar penyakit DD dan DBD tersebut diperoleh berdasarkan laporan dari sejumlah puskesmas di wilayah Basel, yang terhitung sejak Januari hingga 29 September 2025,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKPPKB Basel, Slamet Wahidin, di Kantor DKPPKB Basel, Rabu (29/10/2025).

Slamet mengungkapkan, dari ratusan jumlah pasien yang terpapar, satu pasien dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit DBD.

Dalam kasus DD dan DBD ini, kata dia yang tertinggi tercatat di wilayah kerja Puskesmas Toboali dengan jumlah 74 pasien.

“Selain Puskesmas Toboali, ada beberapa wilayah lain juga mencatat kasus DBD dan DD, seperti Puskesmas Air Gegas 31 kasus, Payung 20 kasus, Air Bara 12 kasus, Tanjung Labu 9 kasus, Rias 2 kasus, Tiram 4 kasus, dan Pongok 1 kasus,” ungkapnya.

Menurutnya, DBD dan DD memiliki gejala yang mirip namun berbeda dari tingkat keparahannya.

Ia memaparkan, penyakit DD umumnya ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta penurunan kadar trombosit, namun kondisi pasien biasanya membaik setelah hari ketiga atau keempat.

“Sementara, DBD memiliki gejala lebih berat, di antaranya demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri di belakang bola mata, nyeri perut, muncul ruam kemerahan di kulit, dan penurunan trombosit serta leukosit,” terang Slamet.

Dalam beberapa kasus terjadi peningkatan hematokrit hingga 20 persen dari batas normal yang terjadi pada pendarahan jaringan lunak seperti hidung, mulut, dan gusi.

“Jika kondisi memburuk hingga terjadi kebocoran plasma, pasien dapat mengalami syok,” ujarnya.

Ia menyebutkan upaya pencegahan menjadi langkah paling efektif untuk menekan angka penularan dari penyakit DBD dan DD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti.

“Masyarakat juga diminta dapat menjaga kebersihan lingkungan rumah dengan menerapkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta perilaku 3M Plus – menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air,” sebut Slamet.

Selain itu, Slamet juga mengimbau masyarakat menggunakan kelambu atau obat nyamuk saat tidur untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Sedangkan Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik.

“Jadi, masyarakat kami himbau juga jangan hanya bergantung pada pengasapan saja, akan tetapi perilaku hidup bersih dan rutin melakukan PSN lebih efektif dalam memutus siklus perkembangbiakan nyamuk. Karena Nyamuk Aedes aegypti justru lebih suka berkembang biak di genangan air jernih di sekitar rumah,” ucapnya.

Ia mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar aktif menjaga kebersihan lingkungan, terutama tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

“Dengan partisipasi bersama, kita bisa mencegah penyebaran penyakit DBD dan DD di Basel,” pungkasnya. (Pra)

Leave a Reply