PANGKALPINANG, LASPELA – Tradisi nganggung yang digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hinriah di Kampung Melayu, Kelurahan Tuatunu, pada Jumat (5/9/2025), menjadi bukti kuat bahwa kearifan lokal masih tumbuh subur di tengah masyarakat.
Festival yang diinisiasi oleh masyarakat Tuatunu dan didukung penuh oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekraf Kota Pangkalpinang tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, namun juga menunjukkan potensi besar sebagai agenda wisata budaya yang bernilai religius dan ekonomi.
Festival perdana ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang, M. Unu Ibnudin, Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hellyana, serta Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang, Yudi Vernando.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Pangkalpinang, M. Unu Ibnudin, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya festival ini. Ia menyebut bahwa tradisi nganggung bukan hanya sekadar budaya, tetapi sarana mempererat nilai-nilai silaturahmi, gotong royong, dan kebersamaan antarwarga.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa berkumpul dalam suasana penuh kebahagiaan memperingati Maulid Nabi. Tradisi nganggung adalah warisan leluhur yang harus terus kita lestarikan karena di dalamnya ada makna persaudaraan, doa, dan kebersamaan,” ungkap Unu.
Unu juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kekompakan masyarakat Tuatunu dalam menjaga tradisi. Ia mendorong agar Festival Nganggung ini bisa menjadi agenda tahunan yang terdaftar dalam kalender pariwisata Kota Pangkalpinang.
“InsyaAllah, kegiatan ini juga bisa dikembangkan menjadi agenda wisata budaya yang bernilai ekonomi bagi masyarakat. Pemerintah sangat mendukung agar kegiatan seperti ini terus dilaksanakan dan dikembangkan,” tambahnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya panitia, warga Tuatunu, dan Dinas Pariwisata.
“Kita harapkan kegiatan seperti ini bisa mempererat persatuan dan menjaga Pangkalpinang sebagai kota yang damai, kondusif, dan sejahtera,” tutupnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang, Yudi Vernando, menyampaikan antusiasme warga yang luar biasa dalam mengikuti festival ini.
Menurutnya, meski panitia hanya menyiapkan 1.000 dulang, jumlah sebenarnya justru melebihi target.
“Kegiatan hari ini sangat luar biasa. Kami dari Dinas Pariwisata awalnya menyiapkan 1.000 dulang, namun kenyataannya lebih dari itu. Ini bukti bahwa masyarakat Tuatunu sangat mendukung kegiatan ini,” ujar Yudi.
Ia berharap Festival Nganggung bisa menjadi agenda tahunan yang bahkan diakui di tingkat nasional.
“Seperti halnya tradisi ruahan yang sudah masuk kalender nasional, kami ingin Nganggung Akbar ini juga bisa masuk dalam kalender tahunan Kota Pangkalpinang, bahkan menjadi bagian dari agenda budaya nasional,” jelasnya.
Yudi juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus berkolaborasi dengan masyarakat dan tokoh budaya agar kearifan lokal ini bisa semakin dikenal dan memiliki dampak ekonomi nyata.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hellyana, dalam sambutannya turut memberikan apresiasi atas pelaksanaan Festival Nganggung yang dinilai mampu memperkuat nilai religius dan kebersamaan masyarakat.
“Yang paling jelas terlihat dari kegiatan ini adalah makna persatuannya. Silaturahmi yang erat, bagaimana kita berkumpul dan bergembira bersama memperingati kelahiran Rasulullah SAW. Alhamdulillah hari ini adalah 12 Rabiul Awal, hari yang penuh kebahagiaan,” ujarnya.
Hellyana mengajak masyarakat untuk tidak hanya merayakan tradisi secara simbolik, tetapi juga merenungi makna filosofis di dalamnya.
“Mari kita merenungi makna dari acara yang sangat baik ini agar bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, berintrospeksi diri, dan saling berbaur dalam silaturahmi. Kita wariskan nilai-nilai luhur dari tradisi ini kepada generasi penerus,” tambahnya.
Tak lupa, Hellyana juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah daerah yang telah menjaga ketertiban dan mendukung acara ini.
“Kami dari Provinsi menyampaikan apresiasi yang tinggi. Mudah-mudahan Allah SWT menjaga kelestarian tradisi nganggung ini, dan menjadikannya sebagai simbol budaya serta keislaman masyarakat Bangka Belitung,” tutupnya.
Dengan Festival Nganggung di Tuatunu menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya tidak harus meninggalkan nilai-nilai religius dan sosial. Sebaliknya, dengan semangat gotong royong, kegiatan ini menjadi ruang untuk membangun kebersamaan sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal berbasis budaya. (Adv/dnd).
Leave a Reply