BELITUNG, LASPELA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Edi Nasapta, turut hadir dalam perhelatan budaya tahunan Maras Taun yang digelar di Dusun Air Kundur, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Minggu (8/6/2025).
Ritual Maras Taun merupakan tradisi sakral masyarakat Belitung sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen raya. Secara etimologis, “Maras” berarti memotong atau memendekkan, sementara “Taun” berarti tahun—yang menandakan peralihan masa panen menuju tahun pertanian baru.
“Tradisi ini harus tetap hidup, sepanjang Belitung masih ada, Maras Taun harus tetap ada setiap tahunnya,” ujar Edi Nasapta saat dihubungi pada Senin (9/6/2025).
Ia menekankan pentingnya merawat tradisi Maras Taun sebagai kekayaan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
“Ini bukan sekadar pesta panen, tapi refleksi nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, doa, harapan, serta silaturahmi antarwarga. Kita harus menjaga semangat ini agar tetap menyala dalam jiwa generasi mendatang,” imbuh politisi Partai NasDem dari Dapil Belitung tersebut.
Edi menjelaskan, dalam pelaksanaan Maras Taun terdapat berbagai rangkaian acara, mulai dari doa bersama, pembagian pekesalan sebagai simbol tolak bala, hingga hiburan rakyat yang mempererat keakraban warga.
“Doa dan harapan yang terkandung dalam ritual ini mencerminkan optimisme dan ikhtiar bersama agar tanah Belitung tetap menjadi tanah yang makmur dan mensejahterakan warganya,” kata Edi penuh harap.
Ia juga menyoroti keberadaan dukun Mukti, sosok penting dalam ritual Maras Taun, sebagai simbol keberlanjutan spiritual dalam masyarakat adat Belitung. Menurutnya, keberadaan tokoh seperti dukun Mukti merupakan bagian tak terpisahkan dari kearifan lokal yang harus dijaga keberlanjutannya.
Dalam kesempatan yang sama, Edi juga menyampaikan kritik tajam kepada pihak perusahaan yang hadir dalam acara tersebut. Ia menyoroti peran serta dan tanggung jawab sosial PT Foresta Lestari Dwikarya terhadap masyarakat sekitar, khususnya warga Dusun Air Kundur.
“Saya menitip pesan kepada PT Foresta Lestari Dwikarya, agar lebih peduli terhadap masyarakat sekitar, terutama dalam kegiatan seperti ini. Di sini kalian mengambil hasil, maka jangan abaikan masyarakatnya. Jika masih ada urusan plasma yang belum tuntas, tolong segera diselesaikan,” tegasnya.
Ia menambahkan, kenyamanan dalam berusaha di suatu wilayah harus dibarengi dengan komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
“Pesan ini bukan hanya dari saya sebagai wakil rakyat, tapi juga sebagai suara dari pemerintah daerah. Bekerjalah dengan baik, dan jalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar semua pihak bisa tumbuh bersama,” tutup Edi. (chu)
Leave a Reply