PANGKALPINANG, LASPELA — Pelaksanaan Iduladha 1446 H di Bangka Belitung bukan sekadar momen kurban dan salat, tapi juga sarana mempererat silaturahmi lewat tradisi khas yang kental nilai lokalnya.
Berikut seputar Iduladha di Bangka Belitung:
1. Nganggung
Warga Pulau Bangka kembali menghidupkan tradisi “Nganggung” atau yang juga dikenal Sepintu Sedulang. Setiap keluarga membawa makanan lengkap dalam dulang berselimut tudung saji anyaman pandan, kemudian dipapah (“anggung”) ke masjid setelah salat Iduladha.
Tradisi ini diawali dengan doa, ceramah, solawat, baru dulang dibuka serentak dan disantap bersama. Nuansanya seperti jamuan makan keluarga besar—setiap hidangan “bersanding” saling dicicip bergantian, tanpa ada yang tersisa di dulang asalnya
Nilai yang tercermin: persatuan, gotong royong, kepedulian, dan kehangatan kekeluargaan antar warga lokal maupun pendatang .
2. Bertamu rumah ke rumah pasca-kurban
Pasca pemotongan hewan kurban, selain pembagian daging dengan kupon atau langsung, tradisi bertamu dari rumah ke rumah menjadi momen penting. Warga dan tetangga saling berkunjung, mengucapkan selamat, dan berbagi kisah, sambil memuliakan tali silaturahmi .
3. Aksi Berkurban Berskala Komunitas
Institusi seperti Polda Babel dan PT Timah memperkuat kebersamaan umat lewat aksi kurban bersama.
Polda Babel menyembelih 55 hewan kurban dan mendistribusikan daging melalui 3.000 kupon ke masjid, panti asuhan, tukang kebun, dan warga kurang mampu.
PT Timah membagikan 256 ekor hewan kurban ke desa, instansi, dan masyarakat Bangka Belitung, sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan apresiasi kepada warga sekitar .
Dan banyak lagi instansi lain yang melaksanakan kurban. Masyarakat secara mandiri pun kurban di masing-masing masjid.
4. Pesan Nilai Spiritual & Sosial
Kapolda Bangka Belitung Irjen Hendro Pandowo mengimbau agar Iduladha menjadi momentum meneladani Nabi Ibrahim dan Ismail: keikhlasan pengorbanan dan ketakwaan. Ia juga menekankan pentingnya toleransi dan solidaritas di Bumi Serumpun Sebalai .
Lebaran Iduladha di Bangka Belitung bukan hanya soal ibadah dan kurban, tapi lebih dalam memaknai makna kebersamaan, keikhlasan, dan kepedulian.
Tradisi lokal seperti Nganggung dan bertamu saling melengkapi semangat berbagi yang kuat di daerah ini—ditambah dukungan institusi menjadikannya perayaan yang hangat, menyentuh, dan penuh nilai.
Dari jamuan makanan dulang hingga kunjungan rumah ke rumah, nilai kekeluargaan Bangka Belitung begitu terasa. Tradisi dan aksi nyata mengukuhkan bahwa Iduladha di Kepulauan Babel adalah wujud nyata dari kurban spiritual dan sosial.
Selamat Hari Raya Idul Adha, mohon maaf lahir batin! (*/rul)
Leave a Reply