Mekkah Sempat Dilanda Badai Pasir, Begini Kondisi Jemaah Asal Babel

Jemaah haji asal Babel. (foto: ist/Kemenag Babel)

PANGKALPINANG, LASPELA – Kota Mekkah dikabarkan sedang dilanda badai pasir. Jemaah asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dalam kondisi sehat dan tetap melaksanakan aktivitas seperti biasanya.

Dikutip dari website Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bangka Belitung, Ketua Kloter 06 PLM, Isral menyebutkan beberapa hari ini memang ada badai pasir dan cuaca di luar ruangan terlihat agak redup, tidak gelap dan pandangan pun sedikit terbatas karena adanya debu dan matahari yang berwarna agak kemerahan.

“Namun hal tersebut tidak menghalangi para jemaah haji untuk beraktivitas secara umum,” kata Isral.

Diakuinya, dari otoritas terkait memang ada imbauan terkait kondisi cuaca ini, namun hanya disampaikan lewat teks WhatsApp, tidak ada imbauan resmi berbentuk surat yang mengingatkan jemaah apalagi melarang untuk beraktivitas di luar ruangan.

“Artinya ya jemaah tetap ke Masjidil Haram, bagi yang sehat dan fit,” ujarnya.

Menghadapi puncak haji di Arafah yang Insya Allah kurang dari tiga minggu lagi, Isral pun memaparkan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan termasuk dengan memberikan edukasi kepada jemaah untuk terus memperhatikan kesehatan, minum air putih yang cukup dan selalu menggunakan alat pelindung diri ketika berada di luar ruangan.

“Kita pun tidak melarang jemaah untuk sholat ke Masjidil Haram, tetapi diminta mereka untuk dapat menyesuaikan diri saja antara ritme tubuh dengan kondisi cuaca yang keras bagi kita orang Indonesia yang terbiasa hidup di iklim tropis ini,” paparnya.

Kalau seandainya badan kurang fit, lanjutnya, jemaah disarankan untuk tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram, mengingat jarak dari hotel hanya dekat ke terminal, namun untuk sampai ke titik Ka’bah harus berjalan kaki paling tidak sekitar satu kilometer.

Terkait kondisi jemaah kloter 06, Isral pun menjelaskan bahwa jemaah dari kloter yang berada di bawah komandonya tersebut tiba di kota Mekkah pada hari Minggu (18/05/2025), dan dalam proses keberangkatannya, ia sebagai ketua kloter terpisah dengan jemaah dikarenakan ada perbedaan syarikah yang menangani.

“Seluruh jemaah berada dalam satu syarikah (SNA), sedangkan saya bernaung di syarikah Al Bait Guest, bahkan pembimbing ibadah, dokter dan perawat pun berbeda syarikah dengan kami dan baru diberangkatkan pada hari Senin kemarin,” jelasnya.

Perhajian tahun ini bisa dibilang agak unik. Pengiriman barang juga seperti itu, biasanya datang berbarengan dengan jemaah, namun untuk saat ini barangnya datang belakangan.

“Alasannya sih masuk akal, karena di bagasi itu tidak muat, jadi barang yang terdiri dari koper, kursi roda dan lain sebagainya harus dibawa dengan truk khusus,” tukas Isral.

Berbicara tentang tugas, Isral mengungkapkan bahwa Ia bersama-sama dengan petugas lainnya terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah, bahkan sesaat sebelum memberikan keterangan ini, dirinya pun baru saja kembali dari Daker Mekkah untuk menghitung dan mencocokkan 363 paspor jemaah untuk memastikannya dalam keadaan baik dan lengkap.

“Secara mayoritas seluruh jemaah berada dalam kondisi sehat, namun ada satu dua orang yang mengeluh sedikit pusing atau penyakit ringan lainnya. Dan hal tersebut pun sudah ditangani oleh petugas kesehatan kita,” jelasnya.

Terakhir beliau pun berharap agar seluruh keluarga dan rekan-rekan di tanah air dapat mendoakan para jemaah agar selalu sehat dan dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji hingga pada puncaknya nanti. (*/)

Leave a Reply