MENDO BARAT, LASPELA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka menggelar Kampanye Cegah Stunting di lokasi fokus (lokus) penanganan stunting, yang dipusatkan di Lapangan Bola Desa Mendo, Jumat (16/5/2025).
Penjabat (Pj) Bupati Bangka, Jantani Ali menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menekan angka stunting di daerah tersebut.
“Salah satu penyebab melahirkan anak stunting itu adalah pernikahan dini, kita dari pemerintah juga akan meminta dari Kementerian Agama untuk mengkampanyekan cegah stunting ini agar tidak ada lagi pernikahan di usia dini,” kata Jantani Ali.
Ia menekankan bahwa upaya pencegahan stunting tidak cukup hanya melalui satu lembaga saja, melainkan perlu dukungan dari berbagai unsur seperti PKK, Kemenag, pelaku UMKM, dan para guru di sekolah.
Lebih lanjut, ia juga mendorong pemanfaatan potensi lokal untuk mendukung pola makan bergizi, termasuk memanfaatkan bahan pangan lokal yang lebih sehat dan mudah dijangkau.
“Stunting ini permasalahannya adalah ketidaktahuan masyarakat, maka dari itu saya minta semua stakeholder berperan memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana pola makan yang baik dan sehat serta menghindari makanan olahan yang tinggi micin,” ujarnya.
Pemerintah daerah, tambahnya, akan terus mengawal program ini melalui peran aktif PKK yang dinilai sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting.
Ia menyebutkan bahwa masa depan anak bergantung pada peran serta orang tua dalam menerapkan pola hidup sehat.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangka per April 2025 menunjukkan bahwa Desa Mendo masih menjadi wilayah dengan angka stunting tertinggi, dengan penambahan kasus mencapai 10 anak.
Kampanye ini diikuti oleh lima desa yang termasuk dalam lokus stunting, yaitu Desa Mendo, Desa Kemuja, Desa Penagan, Desa Kota Kapur, dan Desa Labu Air Pandan. (mah)
Leave a Reply