Kadin Indonesia Ajukan Proyek Percontohan, Termasuk Bangun Rumah Terjangkau dan Layak Huni

Ketum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie

 
JAKARTA, LASPELA — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan rencana Kadin Indonesia untuk mengajukan empat proyek percontohan (pilot project) kepada pemerintah sebelum 17 Agustus 2025.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya saat menghadiri peluncuran pameran Indonesia Catalogue Expo and Forum (ICEF) dan Indonesia Procurement Forum and Expo (IPFE) di Kantor Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Kawasan Epicentrum, Jakarta, Jumat (25/04/2025).

Proyek tersebut meliputi,  SPPG (Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi), dapur gotong royong untuk gizi masyarakat,  PKG (Pemeriksaan Kesehatan Gratis), layanan pemeriksaan kesehatan gratis dengan semangat gotong royong, mirip program vaksinasi saat pandemic,  Penempatan Tenaga Kerja Migran, peningkatan devisa dari sektor pekerja migran, tak hanya sektor domestik, tetapi juga tenaga terampil,  Pembangunan Rumah Terjangkau dan Layak Huni, pengembangan prototipe perumahan untuk masyarakat.

Anin menekankan, proyek-proyek ini dapat menjadi kontribusi nyata dalam menyerap masukan dari daerah dan mendukung deregulasi yang tengah digodok pemerintah agar industri lokal tetap kompetitif, tidak hanya dalam konteks AS tetapi juga secara global.

“LKPP dengan sistem pengadaannya merupakan salah satu landasan penting untuk tata kelola yang baik. Nilai pengadaan mencapai Rp1.160 triliun. Ini menciptakan animo besar, baik di pusat maupun daerah,” ungkap Anin dikutip dari kadinindonesia.id.

Anin menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia akan berada dalam kondisi ekonomi yang lebih baik dari negara-negara tetangga dalam lima tahun mendatang, selama mampu bertahan dan menyerang secara bersamaan.

“Marilah kita bangun Indonesia yang maju. Saya tidak mengatakan satu setengah tahun ini akan gampang-gampang saja, tapi saya sudah lihat angkanya, dalam waktu lima tahun yang saya bisa bilang Indonesia kalau tidak salah main, (maka) keadaan akan lebih baik daripada negara tetangga. Tinggal kita pandai-pandai saja bagaimana bertahan dan menyerang bersamaan, bertahan, karena bohonglah kalau tidak ada kesulitan transisi ini, tapi musti juga menyerang karena ide-ide yang tadi itu dimana negara tetangga tidak mudah untuk menyiasati ini semua, nah ini ada di tangan kita untuk menentukan,” tutup Anin. (*)