PANGKALPINANG, LASPELA — Monadwi, dara cantik asal Sungailiat, Kabupaten Bangka bertekad melastarikan seni dan budaya khususnya seni tari agar tetap dikenal sebagai budaya yang memiliki nilai luhur dan jati diri bangsa.
Menyukai seni tari sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, Mona yang kini sedang menyelesaikan semester akhir pendidikan pasca-sarjana di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dulunya bercita-cita menjadi dokter gigi, setelah mengenal seni tari, ia pun serius dan menggeluti dunia seni tari hingga berhasil membawanya menjadi dosen tari serta pengalaman menari di berbagai negara.
“Awalnya waktu TK ikut beberapa perlombaan tari tingkat TK se Kabupaten Bangka dengan tarian berjudul “Dayung Sampan”. Setelah lulus TK dan memasuki SD, menari menjadi pilihan ekstrakulikuler hingga kelas 6,” cerita Mona, sapaan akrab Monadwi.
Ia mengikuti berbagai perlombaan tari, pada tahun 2010 ia juga pernah belajar menari dengan salah satu mahasiswi Brazil sebagai tamu dari sekolah pada saat itu.
“Karena menari adalah hobi, saya mengembangkan bakat, di bangku SMP saya mengikuti berbagai perlombaan tari mewakili sekolah tingkat kabupaten salah satunya FLS2N. Di luar sekolah, saya bergabung dengan salah satu Sanggar tari yg ada di Kabupaten Bangka yaitu Sanggar Seni Lawang Budaya pimpinan Nahwandsona Alhamd untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat yang saya miliki dengan terus belajar dan berlatih,” kisahnya.
Bersama Sanggar Seni Lawang Budaya, Mona mengikuti beberapa event nasional hingga international diantaranya Festival Tari Kreasi Anak, Festival Tari Kreasi Remaja, Festival Tari Serumpun Sebalai 9 pada tahun 2013 hingga Festival Tari Serumpun Sebalai 12 pada tahun 2017, dan Muara Festival di Esplanade Theatre Singapura. Tidak hanya itu, ia juga menari pada saat adanya penyambutan tamu dari dalam daerah maupun luar daerah yang datang ke Bangka, dan menjadi pengisi acara pada saat ada event event di Bangka.
Lulusan SMA Negeri 1 Sungailiat ini kemudian melanjutkan pendidikan di program studi Pendidikan Tari (S1) dan melanjutkan ke prodi Pendidikan Seni (S2) di Universitas Pendidikan Indonesia.
“Ketika memasuki masa perkuliahan, saya banyak menambah ilmu dan pengetahuan tentang pendidikan seni tari yang sebelumnya tidak saya ketahui. Mengikuti beberapa pagelaran yang diadakan oleh prodi pendidikan tari 2018 dan beberapa event yang diadakan Universitas Pendidikan Indonesia salah satunya Pembukaan Isola Menari 12 jam di Universitas Pendidikan Indonesia. Saya juga mengikuti organisasi KIG Dance Community pada tahun 2018-2022 menjadi seorang penari dan koreografer tari,” tuturnya.
Di organisasi tersebut, gadis kelahiran 6 Oktober 2000 ini mengikuti bebagai event seperti “GEGARAMENARI” Hari Tari Dunia ke-13 24 Jam Menari di ISI Surakarta. Ia juga berkesempatan menjadi penari di event International Folk Festival In Wat Sa Kamphaeng Yai On January 14th 2019 dan Internalization for Thai Folklore Ceremonies at Renu Nakhon District, Nakhon Phanom Provience 2019, menjadi penari di event New Taipei City Drum Arts Festival In Xinzhuang New Taipei 2019.
Mona mengaku bersyukur bisa mengenal seni tari sejak usia dini, hingga ia berhasil memiliki banyak pengalaman dan menguasai sejumlah jenis tarian baik tari tradisional, tari klasik, contemporary dance maupun tari mancanegara juga mengembangkan bakat dalam dirinya yang ia dapatkan dari para seniman maupun maestro tari.
“Melalui seni tari saya mengandalkan imajinasi dan bakat yang saya miliki dengan menciptakan sebuah karya dan dapat memberikan pendidikan estetika yang mampu menjadikan saya lebih menghargai akan sesuatu seperti keindahan, kehalusan, ketertiban, tanggung jawab dan kedisiplinan,” ujarnya putri pasangan Mashun dan Arniawati ini.
Mona mengajak masyarakat di Indonesia, terkhusus masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai penerus bangsa untuk senantiasa mengembangkan, melestarikan dan menjaga kesenian dan budaya dengan meningkatkan kesadaran khususnya generasi muda dari usia dini hingga generasi tua agar mencintai kesenian dan budaya negara sendiri.
“Mari mencintai kesenian dan budaya di setiap daerah terutama melalui tari tradisional di Bangka Belitung. Kita juga dapat berpartisipasi dalam kesenian dan kebudayaan tersebut agar kesenian dan kebudayaan yang kita miliki tidak punah oleh perkembangan zaman yang modern,” ucapnya semangat.
Ia juga mengajak anak-anak generasi muda dari usia dini untuk belajar dan berlatih menari, karena menari itu menyenangkan. Dengan menari dapat meningkatkan kreativitas anak-anak, sekaligus sebagai sarana dalam mengeluarkan bakat dalam diri anak.
“Pentingnya mengenalkan tarian tradisional kepada anak usia dini merupakan suatu modal penting untuk menghadapi mundurnya eksistensi budaya tari tradisonal daerah setempat. Mengenal seni tari, mereka dapat belajar nilai luhur dan nilai moral yang terkandung di dalamnya melalui gerakan pada sebuah tarian,” tukasnya.
“Seni tari itu sangat bermanfaat, menambah ilmu dan pengetahuan mengenai tarian. Berfikir kreatif, inovatif, dan mahir dibidang seni. Kita juga bisa mengembangkan bakat dalam diri sendiri, mengandalkan imajinasi dan bakat dengan menciptakan sebuah karya, dan menjadi seseorang yang percaya diri,” tambahnya.
Meskipun sempat mengalami beberapa hal yang membuatnya harus terjatuh ketika berlatih menari atau terluka karena properti yang digunakan, tetapi tak menyurutkan semangat dan tekad Mona untuk mencintai seni tari dan melestarikannya. (*)
Prestasi yg diraih:
* 2015 Penari Sanggar Seni Lawang Budaya di Muara Festival by Era Dance Theatre In Singapore, Regional Collaboration and Process Work Presentasion.
* 2019 Penari (Italy) Pagelaran Mancanegara Foreign Dance Flight.
* 2019 Penari di International Folk Festival In Wat Sa Kamphaeng Yai On January 14th.
* 2019 Is a person with basic ability in Muay Thai Meditation.
* 2019 Penari di The 1st Sakamphaengyai International Folklore Ceremonies at Sakamphaengyai Temple, Sisaket Provience.
* 2019 Penari di The 1st Sra kamphaengyai International Folklore Festival at SakamphaengyaiSub-district, Uthumpornphisai District, Srisaket Provience.
* 2019 Penari di 2nd Nakhon International Folklore Festival at Renu Nakhon District, Nakhon Phanom Provience.
* 2019 Penari di Internalization for Thai Folklore Ceremonies at Renu Nakhon District, Nakhon Phanom Provience.
* 2019 Penari di 2nd Loengnoktha International Folklore Festival at Khoksamran Subdistrict, Loengnoktha District, Yasothon Provience.
* 2019 1st International Seminar on Buddist Dhamma Medicine at Suanpanaboon Buddist Dhamma Medicine Academic Center, Dontan District, Mukdahan Provience.
* 2019 Penari di New Taipei City Drum Arts Festival In Xinzhuang New Taipei On May.
* 2019 Penari “ASE” Resital KIG Dance Community di Amphitheatre UPI.
* 2020 Participant Step Out #1 “Grooving Together”.
* 2020 Participant In the 1st International Conference on Arts and Culture (ICAC) “Strengthening National Characters Trough Languange, Arts,and Culture Education” Organized by Technical Implementation Unit of Culture Indonesia University of Education by Webinar.
* 2020 Koreografer Resital Tari Narasi Tubuh “Putih Abu – abu” KIG Dance Community.
* 2021 Participant Webinar Nasional “Kontribusi Satuan Program Pendidikan Seni di Masyarakat dalam Pembangunan Bangsa”.