SUNGAILIAT, LASPELA — Sanggar Seni Lawang Budaya Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan pagelaran seni bertajuk ‘dek lapuk ujan, dek lekang panas’.
Berlangsung di gedung Grha Maras Pemkab Bangka, kegiatan tahunan Sanggar Seni Lawang Budaya itu menampilkan berbagai karya seni diantaranya tari, musik, puisi, mendongeng, pencak silat serta beberapa lagu-lagu daerah Kepulauan Bangka Belitung.
Wandasona Alhamd, musisi sekaligus pimpinan Sanggar Seni Lawang Budaya mengaku sengaja memilih tema tersebut sebagai cerminan jati diri Sanggar Seni Lawang budaya yang selama ini konsisten dalam menjaga dan mengembangkan kesenian daerah khususnya seni tari dan musik.
“Dek lapuk ujan, dek lekang panas, pepatah lama yang menjadi semangat lawang budaya selama ini dalam berkesenian. Melalui pagelaran seni ini, kami tunjukkan komitmen dan konsistensi kami yang tak akan pernah padam dan sirnah, apalagi berubah dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa,” kata Wanda, Sabtu (15/2/2025) malam.
Koreografer yang juga Sekretaris Sanggar Seni Lawang Budaya, Juwita Handayani mengatasi, pagelaran seni tersebut juga menjadi ajang evaluasi bagi para penari setelah selama satu tahun berlatih.
“Mereka ini (para penari) juga dinilai karena sudah satu tahun berlatih dan nilainya kita bubuhi di sertifikat yang kita bagikan diakhir rangkaian pagelaran. Dari situ mereka sendiri maupun orang tuanya bisa mengetahui perkembangannya,” kata Juwita.
Tak kalah pentingnya, ia juga berpesan kepada para penari agar dapat memahami makna dari sebuah proses yang menurutnya sangat penting untuk keberhasilan menjadi penari maupun menjadi seorang koreografer.
“Dalam berkesenian, dalam menari harus paham tentang sebuah arti proses. Ini tertuju tidak hanya kepada anak-anak tapi juga orang tuanya yang bergabung di Lawang Budaya.
Karena terkadang ada yang tidak sabaran pingin instan melihat anak langsung pintar menari, tentukan tidak akan mungkin bisa terjadi tanpa proses,” bebernya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Bangka Belitung yang diwakili Pupung Damayanti mengungkapkan rasa haru dan bangganya terhadap upaya keras yang dilakukan Lawang Budaya dalam membina para generasi untuk keberlangsungan kebudayaan daerah.
“Saya apresiasi sekali, tadi saya lihat ada anak-anak kecil usia sekitar tiga tahun mungkin ya, itu lincah sekali menarinya dan gerakannya itu baik sekali,” ucapnya.
Pupung berharap Sanggar Lawang Budaya tetap konsisten berkiprah memajukan kebudayaan daerah Kepulauan Bangka Belitung.
“Tidak semua sanggar bisa melaksanakan kegiatan seperti ini dan lawang budaya sudah menunjukkan kemampuannya berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan daerah,” tandasnya. (*/mah)