Satu-satunya di Babel, ‘Cokelat CandU’ Tempat Nikmati dan Belajar Pembuatan Coklat

Brand Owner Coklat Candu, Merinda Harris, Sabtu (15/2/2025).

PANGKALPINANG, LASPELA -Surga bagi para pecinta cokelat kini hadir di Pangkalpinang, Bangka Belitung (Babel).

Cokelat CandU yang beralamatkan di Jalan Linggarjati didekat Alun-alun Taman Merdeka Pangkalpinang, menjadi satu-satunya Production House dan Learning Center pembuatan coklat berbahan dasar kakao murni di Kota Pangkalpinang.

Merinda Haris selaku Brand Owner Cokelat CandU menuturkan, jika Cokelat CandU merupakan tempat belajar dan memperkenalkan cita rasa cokelat murni yang seharusnya.

“Selain outlet kita juga lebih fokus ke production house dan learning center, jadi disinilah kita memproduksi cokelat dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait coklat. Cokelat CandU juga membuka kerja sama dan kolaborasi dengan pihak ketiga yang ingin mengetahui proses pembuatan cokelat itu seperti apa,” tuturnya, Sabtu (15/2/2025).

Hadirnya Cokelat CandU sebenarnya untuk mengedukasi tentang proses pembuatan cokelat dari awal buah menjadi cokelat dan untuk memperkenalkan cokelat asli dari biji buah kakao.

“Pengen menyebarluaskan knowladge pengetahuan tentang tumbuhan asli kakao yang ternyata potensinya sangat besar sekali di Bangka Belitung (Babel),” ujarnya.

Cokelat yang dikenal sebagai makanan manis, ternyata bukanlah cita rasa asli dari cokelat, melainkan cokelat yang sudah dicampur dengan gula.

“Saya adalah pecinta cokelat, saya mendalami lebih dalam, ternyata banyak fakta tentang cokelat yang saya baru tahu, dan saya merasa harus melakukan sesuatu. Contohnya saja, sejak kecil saya tahu rasa cokelat itu manis dan ternyata aslinya tidak, cokelat yang berasal dari biji buah kakao ketika saya coba ternyata rasanya pahit, ternyata yang selama ini saya coba adalah lebih banyak gula dari pada coklatnya,” ujarnya.

Dari situ, Meri berkeinginan untuk memperkenalkan cita rasa cokelat yang asli dari biji buah kakao yang bisa diproduksi sendiri di Babel, terlebih Babel mempunyai potensi buah kakao yang banyak.

“Potensi Kakao di Babel itu besar, lahan kakao banyak dan kakao mudah tumbuh di Babel, hanya saja masalahnya orang-orang tidak tahu kakao ini bisa jadi cokelat, sehingga disini belum ada industrinya dan hadirnya Cokelat CandU menjadi satu-satunya industri produksi coklat di Babel. Saat ini kami sedang mencari orang yang mau bekerja sama dengan kita,” ujarnya.

Tentu perjalana Merinda hingga akhirnya membuka Production House dan Learning Center ini tidak mudah, membuka usaha cokelat sejak tahun 2010, Meri merasa masih banyak tahapan-tahapan kedepan yang harus dilewati, terlebih dalam mengedukasi masyarakat terkait bedanya cokelat diluar dan cokelat yang ia buat.

“Tentunya masih bertahap dan berdarah-darah, karena edukasi itu adalah proses yang sulit. Untuk memberi tahu bedanya cokelat diluar dan cokelat yang saya buat itu, kita perlukan edukasi, karena ngasih tahu cokelat rasanya pahit itu juga membutuhkan waktu dan perjuangan dan butuh proses yang panjang,” katanya. (dnd)