PANGKALPINANG, LASPELA — Calon Gubernur Bangka Belitung (Babel) nomor urut 1, Erzaldi Rosman, mendukung rencana pemerintah pusat untuk “menghidupkan” petani milenial dengan memberikan insentif sebesar Rp 10 juta per bulan.
Dikatakan Erzaldi, rencana tersebut tentunya menjadi angin segar khususnya kaum milenial yang memiliki minat untuk mengembangkan pertanian dalam rangka menyongsong swasembada pangan nasional Namun pelaksanaannya tetap dibarengi dengan pengelolan dan penerapan yang baik.
“Dampaknya positif sekali, insentif ini dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian, mengatasi persepsi bahwa bertani tidak menjanjikan penghasilan yang layak,” kata Gubernur Babel periode 2017-2022 ini, Jumat (8/11/2024).
Dalam siaran persnya, Erzaldi juga menilai, dampak lainnya juga akan meningkatkan produktivitas. Di mana dengan adanya dukungan finansial tersebut, petani milenial dapat membeli alat, benih, atau teknologi yang lebih canggih, sehingga mampu meningkatkan hasil produksi.
Selain itu juga akan mendorong Inovasi dan digitalisasi pertanian. Artinya insentif ini dapat dimanfaatkan untuk mengadopsi teknologi pertanian seperti Internet of Things (IoT), drone, atau aplikasi manajemen pertanian.
“Dampak lainnya yakni penguatan ketahanan pangan, artinya peningkatan hasil dan efisiensi pertanian akan membantu memenuhi kebutuhan pangan nasional, mengurangi ketergantungan pada impor,” jelas Erzaldi.
Sementara itu dalam mendukung kehadiran program dari Pemerintah Pusat tersebut, Erzaldi menjelaskan, apabila dirinya kembali terpilih sebagai Gubernur Babel, dirinya akan menyiapkan agar program pula untuk memastikan insentif tersebut tersalur dengan efektif. Seperti pendampingan teknis, pelatihan dalam agribisnis, teknologi, dan pemasaran. Selain itu, juga akan dilakukan pengawasan penggunaan dana sehingga sistem transparansi untuk memastikan dana digunakan sesuai tujuan.
“Selain itu akses pasar, sehingga dapat membantu petani menjual hasil dengan harga kompetitif. Terakhir yakni target yang jelas sehingga dapat memastikan hanya petani aktif yang benar-benar produktif dan berpotensi berkembang yang menerima insentif,” jelasnya. Dengan strategi yang tepat tersebut, Erzaldi yakin insentif ini dapat menjadi alat transformasi sektor pertanian Indonesia.(chu/ril)