Bambang Patijaya: Hilirisasi Jadi Daya Ungkit Bawa Indonesia Keluar dari Jebakan Negara Berpendapatan Menengah

Avatar photo
Bambang Patijaya ketika menjadi narasumber di acara diskusi bertema ‘Masa Depan Hilirisasi Nikel di Indonesia: Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat’ di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2024. Foto: Ist

Manfaat sepenuhnya dari hilirisasi itu bisa terjadi, menurut BPJ kalau diikuti oleh investasi lanjutan. Tidak boleh lagi terjadi hanya ekspor komoditas saja.

Indonesia harus ekspor produk jadi atau setengah jadi. Industri manufaktur harus bertumbuh.

Bila hilirisasi lanjutan melalui bertumbuhnya industri manufaktur itu terjadi, maka lanjut BPJ, akan menciptakan circular economy.

“Akan tercipta peluang-peluang ekonomi lainnya, lapangan pekerjaan, investasi dan sebagainya. Terjadinya circular economy,” ujar dia.

Baca Juga  Soal Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Bambang Patijaya Serukan Langkah Konkret dan Solutif

Sehingga, menurut politisi asal Dapil Bangka Belitung ini, tidak ada lagi cerita kalau hilirisasi nikel hanya berupa ekspor produk komoditas berupa ore atau bahan mentah saja.

Sebagai contoh, dia menyebutkan ekspor produk nickel pig iron atau NPI yang kandungan nikelnya hanya 5 persen saja. Padahal, di dalam NPI kandungan mineral ikutannya yang justru lebih banyak. “Di situ ada cobalt, ada magnesium, ada silica. Ada semuanya, karena itu sifatnya gelondongan,” ujar dia.

Baca Juga  Soal Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Bambang Patijaya Serukan Langkah Konkret dan Solutif

Fenomena yang sama, menurut BPJ juga terjadi pada produk feronickel.

Leave a Reply