SIMPANG TERITIP, LASPELA – Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis bukan hanya berdampak pada fisik, tetapi juga perkembangan otak dan kecerdasan anak. Oleh karena itu, salah satu cara yang efektif untuk mencegah stunting adalah dengan memastikan asupan gizi yang seimbang bagi anak-anak.
Demikian dikatakan Penjabat (Pj) Ketua Forikan Bangka Belitung Dya Sugito dalam giat Safari Gemarikan di Kantor Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat, Rabu (16/10/2024).
“Kegiatan Gerakan Makan Ikan ini adalah bentuk nyata dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konsumsi ikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Menurutnya, ikan sebagai salah satu sumber protein hewani yang kaya akan omega-3, vitamin, dan mineral, memiliki peran yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi tersebut.
“Untuk diketahui, Angka Konsumsi Ikan (AKI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami peningkatan,” katanya.
Lanjut Dya, di tahun 2023, Angka Konsumsi Ikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebesar 68,51 kg/kapita/tahun. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,12% dibandingkan dengan tahun 2022, yang tercatat sebesar 68,43 kg/kapita/tahun.
“Saat itu berdasarkan data AKI secara nasional, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil menempati peringkat ke-10 sebagai Provinsi dengan konsumsi ikan tertinggi di Indonesia, dan masih mempertahankan posisi pertama di regional Sumatera,” jelas Dya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bangka Belitung Agus Suryadi mengatakan Kegiatan Safari Gemarikan ini merupakan kegiatan edukasi, promosi dan intervensi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat khusus ibu-ibu dan balita dalam mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani yg dibutuhkan dalam pertumbuhan balita.
“Hal yang menggembirakan bagi kita semua berdasarkan data AKI tingkat Nasional Tahun 2024, angka konsumsi ikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada angka 69,56 kg/kapita pertahun, setara ikan utuh namun harus menjadikan preferensi ini sebagai kebiasaan. Oleh sebab itu diharapkan para ibu harus fokus memperhatikan balita sehingga terhindar dari Tengkes (stunting),” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Agus untuk intervensi tahun 2022 juga sudah pernah dilakukan di Kecamatan Simpang Teritip.
“Dan sekarang juga dilakukan ditempat yang sama sebagai upaya monitoring perkembangan pengentasan stunting,” tutupnya.
Sebelumnya telah diserahkan Paket Gemarikan untuk 100 orang anak balita yang secara simbolis diwakili oleh 5 (lima) orang anak balita yang mengalami stunting di wilayah tersebut dan pembagian doorprise yang berlaku bagi para undangan yang hadir dalam acara Safari Gemarikan ini. (chu/*ren)