Wow, Hasil Perikanan Tangkap Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2023 Mencapai Rp1,3 Triliun

 

KOBA, LASPELA– Perairan laut Kabupaten Bangka Tengah menghasilkan produksi perikanan tangkap yang sangat melimpah dan telah menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat nelayan serta sumber protein bagi penduduk lokal, Bangka Tengah, Bangka Belitung, dan bahkan merupakan komoditas ekspor ke luar negeri dengan nilai total perikanan tangkap lebih dari 1,3 triliun rupiah pada Tahun 2023.

Menurut data dari Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, produksi perikanan tangkap tersebut dihasilkan oleh lima kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka Tengah, dan hanya satu kecamatan saja yaitu Simpangkatis yang tidak ada produksi perikanan tangkap.

Masih menurut data dari Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Data Perikanan Tangkap Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2023 tercatat bahwa produksi ikan di laut Bangka Tengah sejumlah 30.692,54 ton dengan nilai 1,32 triliun rupiah atau persisnya Rp1.320.604.571.960.

Produksi perikanan tangkap di Kecamatan Koba 9.897,06 ton, Lubuk Besar 4.826 ton, Namang 2.042,10 ton, Pangkalan Baru 6.788,56 ton, dan Sungaiselan 7.138,82 ton.

Dari jumlah produksi tersebut, maka didapati nilai ekonomi dari perikanan tangkap di setiap kecamatan pada Tahun 2023 adalah Kecamatan Koba sebesar Rp425.839.721.475 atau 425,8 miliar rupiah, Kecamatan Lubuk Rp207.647.775.787 atau 207,6 miliar rupiah, Kecamatan Namang Rp87.865.214.035 atau 87,8 miliar rupiah, Kecamatan Pangkalan Baru Rp292.090.630.916 atau 292 miliar rupiah, dan Kecamatan Sungaiselan Rp307.161.229.745 atau 307,1 miliar rupiah.

Kepala Dinas Perikanan Bangka Tengah, Imam Soehadi mengatakan jumlah produksi perikanan pada umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sumber daya alam (SDA), faktor teknis, serta faktor sumber daya manusia (SDM).

“Faktor SDA itu meliputi potensi, kerusakan alam, migrasi/musim penangkapan, cuaca/gelombang,” kata Imam, Sabtu (12/10/2024).

“Dari faktor teknis itu seperti jumlah sarana penangkapan, produktifitas sarana penangkapan, kawasan konservasi laut yang ditetapkan. Pada faktor SDM itu adalah SDMnya, kemudian kearifan lokal, kebiasaan melaut, dan lain-lain,” demikian Imam. (jon)