“Pada Juli 2024, beras menjadi komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi tahunan (yoy) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (0,69%) dan tiga Kota IHK di Bangka Belitung yaitu Pangkalpinang (0,57%), Bangka Barat (0,29%) dan Belitung Timur (1,20%),” katanya.
Selain materi dari Bulog mengenai rantai pasok dan kemitraan beras serta program pengembangan klaster padi oleh Bank Indonesia Solo, pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi dan kunjungan lapangan ke beberapa kelompok tani Kabupaten Sragen, yaitu Poktan Sari Bumi, UD Mega Perkasa dan Gapoktan Ngudi Makmur.
Poktan Sari Bumi merupakan kelompok tani yang melakukan budidaya padi dengan produktivitas cukup tinggi serta melakukan pengolahan gabah kering giling (GKP) menjadi beras pecah kulit.
Sementara itu, UD Mega Perkasa merupakan offtaker yang memproses beras pecah kulit dari kelompok tani untuk diproses menjadi beras premium. UD Mega Perkasa memilki Rice Milling Unit (RMU) yang telah dilengkapi dengan mesin polisher dan color sorter serta telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 25 toko beras retail. Di samping itu, pada kunjungan ke Gapoktan Ngudi Makmur, para peserta juga melihat proses pengolahan beras premium yang telah bermitra dengan PT Food Station Jakarta.
Leave a Reply