Sampaikan Visi Misi Sebagai Bacabup Basel, Eddy Supriadi Sebut Popularitas dan Elektabilitas Lebih Penting Ketimbang Isi Tas

Mantan Sekda Bangka Selatan Eddy Supriadi

PANGKALPINANG, LASPELA – Mantan Sekda Bangka Selatan (Basel), Eddy Supriyadi menyebutkan isi tas dalam meraih kereta partai politik di Pilkada November 2024 mendatang hanya menjadi suatu keniscayaan dalam meraih kemenangan.

Eddy saat ditemui di Gedung DPW NasDem Basel, Senin (13/5/2024) dalam rangka penyampaian visi misi dan rapat pleno tingkat wilayah menyebutkan calon kepala daerah tahun 2024 akan sangat strategis tidak hanya isi tas semata.

“Saya pikir untuk menjadi calon kepala daerah 2024 ini sangat strategis, bukan hanya isi tas saja, makanya saya bilang isi tas suatu keniscayaan dalam proses mobilisasi, mengorganisasi dan transportasi yang penting gagasan dan pemikiran secara leadership harus dimiliki calon kepala daerah tahun 2024,” kata Eddy.

Ia mengatakan, untuk membangun daerah terlalu kerdil untuk seorang diri, makanya untuk membangun daerah harus ada 3 komponen yakni masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

“Kalau sekarang ini jalannya masing-masing. Tapi itu dinamika,” ujarnya.

Diungkapkan Eddy, jika dulu calon kepala daerah ada isi tas langsung dikawal beli partai, kalau sekarang tidak bisa, karena ada proses survei popularitas, elektabilitas dan kemampuan serta track recordnya.

“Sekarang ini bagaimana, saya terus bangun komunikasi ke semua partai untuk mendapatkan survei popularitas dan elektabilitas tapi saat pilkada psikologis politik akan berbeda dari suasana,” ungkapnya.

Saat disinggung posisi yang akan ditawarkan oleh parpol untuk maju Pilkada, ia mengaku belum ada warna, mengingat dirinya purna tugas pada Januari 2025 nanti.

“Karena saya belum ada warna, terus terang saja, saya masih proses pensiunan ASN per Januari 2025, jadi parpol menjadi keniscayaan karena saya mengambil jalur parpol sehingga harus menawarkan secara singkat berupa gagasan dan pemikiran yang saya tawarkan ke parpol,” sebutnya.

“Bagaimana visi misi parpol bisa bersinergi tidak dengan gagasan pemikiran kita. Mudah mudahan tawaran ke parpol menjadi sesuatu kolaborasi yang baik dan mereka bisa menerima tawaran tersebut,” imbuhnya.

Sementara untuk pasangan calon, ia mengaku belum mengetahui secara pasti, artinya masih single, apapun yang disodorkan oleh parpol merupakan suatu varian dan formulasi.

“Untuk pasangan saya masih single, artinya masih cari jodoh, terserah parpol punya varian dan formulasi saya akan siap bergandengan tangan karena pada prinsipnya kita bangun visi misi yang sama, bukan membangun branding pribadi,” terangnya.

Selain itu, kendati diberikan waktu hanya diberikan 5 menit untuk memaparkan visi misi, ia cukup puas karena yang diadukan antara gagasan dan pemikiran semata.

“Luar biasa, sebuah ruang publik mengedukasi kepada publik calon – calon kepala daerah memberikan gagasan dan pemikiran seorang calon kepala daerah seperti apa walaupun diberikan waktu 5 menit menjadi sangat penting dan luar biasa,” ungkapnya.

Walaupun cuma 5 menit, tapi nasdem sudah memberikan ruang yang berbeda kepada para bakal calon kepala daerah.

“Terima kasih partai NasDem. Mungkin parpol akan punya penilaian terhadap bakal calon kepala daerah nantinya dan ada juga kader parpol yang menyodorkan dan menawarkan untuk berpasangan dalam pilkada Basel November nanti.,” imbuhnya. (Pra)