Warga Keluhkan Jalan Pangkal Balam Berlubang, BPJN Lakukan Penambalan

PANGKALPINANG, LASPELA – Sejumlah pengguna jalan mengeluhkan aspal berlubang di kawasan industri Pangkal Balam Kota Pangkalpinang.

Diketahui aspal tersebut termasuk jalan nasional yang dikelola Balai Pelaksana Jalan Nasional Bangka Belitung secara fisik maupun perawatan rutin.

Salah satu pengguna jalan yang sering melintasi kawasan industri Pangkal Balam, Ade mengeluhkan bahwasanya jalan tersebut sudah sejak tahun 2023 lalu berlubang, namun tidak ada ditambal ataupun diperhatikan instansi terkait.

“Setahu saya dari 2023 lalu masih berlobang jalan itu,  tidak ada dilakukan penambalan oleh pemerintah terkait,” kata Ade kepada media negerilasperlangi.com di Pangkalpinang, Senin (22/1/2024).

Ade juga sempat beberapa kali hampir mengalami kecelakaan lantaran mengelak jalan berlubang di kawasan industri Pangkalbalam tersebut.

“Hampir jatuh di situ kan banyak mobil proyek, nah lobangnya agak dalam, apalagi kalau pakai motor malam hari tidak kelihatan lobangnya,” ujarnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Satuan Kerja BPJN, Wilayah II Babel, Ferry Sutimarjaya mengatakan akan melakukan penambalan aspal berlubang di lokasi tersebut.

“Dikarenakan itu jalan nasional yang dilintasi kendaraan peti kemas dan bermuatan berat yang mempercepat kerusakan jalan. Saat ini hanya dapat dilakukan dengan pekerjaan tambal sulam. Mengingat anggaran yang sangat terbatas untuk mempermulus jalan,” kata Ferry saat dikonfirmasi via telefon.

Ferry menambahkan, jalan tersebut sudah lama tidak dianggarkan untuk peningkatannya, jadi saat ini hanya penanganan rutin saja berupa tebas rumput pembersihan dan tambal sulam.

“Biaya rutin itu 30 juta per kilometer, rincian untuk tebas rumput pembersihan saluran dan tambal sulam. Ya itu jalan sudah 10 tahun lebih belum ada penanganan peningkatan. Memang kondisi jalan sudah retak semua dan dikarenakan dana yang terbatas,” jelasnya.

“Dan muatan kendaraan berlebih melintasi jalan tersebut sehingga mempercepat kerusakan jalan apabila tidak diberi anggaran 4 miliar per kilometernya,” sambungnya.

Menurut Ferry, semua perbaikan itu sudah berdasarkan analisa pusat, namun aturan di pusat hanya menganggarkan segitu untuk pemeliharaan rutinnya.

“Biaya perbaikan ini sudah berdasarkan analisa perencanaan dan selalu kita usulkan ke pusat, tapi turunnya yaitu hanya 30 juta per kilometer tiap tahunnya,” tuturnya.

Hal senada juga diutarakan Pejabat Pembuatan Komitmen 1.3 BPJN Babel Joko Sidik Purnomo. Kerusakan yang ada akan diatasi dengan penambalan.

“Sedang kami lakukan penambalan. Mohon bersabar dikarenakan cuaca hujan terus,” tutup Joko.(chu)