BELINYU, LASPELA — Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Patijaya berharap agar pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten Bangka dapat terus tumbuh dan berkembang.
Pasalnya, ia menilai bahwa UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, terlebih saat pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 2,5 tahun.
Namun demikian, Bambang juga tak menampik jika masalah utama yang dihadapi oleh para pelaku UMKM ini adalah berkaitan dengan permodalan.
“Pemerintah memiliki banyak program agar pelaku UMKM yang sebelumnya sempat redup akibat pandemi Covid-19 diharapkan dapat kembali bergerak. Masalah UMKM itu hanya satu, yaitu masalah permodalan termasuk juga promosi,” kata Bambang saat menghadiri acara sosialisasi Manajemen Bisnis untuk UMKM yang diselenggarakan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Belinyu, Kamis (16/11/2023).
Pemerintah, sambung tokoh politik nasional itu, telah memiliki banyak program untuk mengatasi hal tersebut, diantaranya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa diakses oleh seluruh UMKM.
“Di akhir tahun ini, pemerintah menganggarkan dana yang cukup besar untuk memberikan kredit pemodalan bagi UMKM. Hanya saja, masalahnya cuma satu, tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan KUR tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, terkait dengan permasalahan promosi, pihaknya meminta agar para pelaku UMKM dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan produknya. Namun tentunya harus diimbangi dengan pemahaman atau pengetahuan dalam memanfaatkan platform-platform tersebut.
“Walaupun kita tinggal di desa jangan kalah saing dengan yang tinggal di kota-kota besar, kita harus melek digital. Pada prinsipnya, pemerintah ini hadir untuk membantu para UMKM dan calon pelaku UMKM untuk memiliki kesempatan yang sama. Kita ingin UMKM ini tumbuh 2 persen dari populasi,” bebernya.
Dari total masyarakat Bangka Belitung yang berjumlah 1,4 juta penduduk, hanya 35 ribu yang terdaftar sebagai pelaku UMKM.
“Itu artinya masih berada di angka 0, sekian persen. Kalau bisa tercapai 2 persen, ini akan mendorong perekonomian yang sangat pesat,” tukasnya. (mah)