BANGKA TENGAH, LASPELA – BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) me-launching beberapa program dalam rangka menyukseskan agenda prioritas nasional yang telah dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2020–2024 terkait Penguatan Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga telah tertuang didalam RPJMN tahun 2020-2024.
“Hari ini kita me-launching beberapa program di antaranya 34 Kampung KB Berkualitas, 13 lokus DASHAT atau Dapur Stunting Sehat, Rumah data dan 33 Posyandu di Desa Batu Belubang, Kabupaten Bangka Tengah,” kata Kepala BKKBN RI yang diwakili Penyuluh KB, Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan, Dwi Listyawardani kepada awak media, Senin (16/10/2023).
Dikatakan Dwi, program Kampung KB merupakan salah satu program yang bertujuan untuk mempercepat pemerataan pembangunan baik pembangunan kualitas sumber daya manusia ataupun pembangunan secara fisik.
“Selain itu, tujuan lain dari kampung KB adalah mengupayakan pembangunan yang bermuara dari kebutuhan masyarakat, sehingga program pembangunan yang dilaksanakan lebih tepat sasaran dan lebih terasa manfaat nya kepada masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” ujarnya.
Melalui program kampung KB ini, diharapkan akan terbangun sinergitas di antara lembaga pemerintah untuk melaksanakan percepatan pemerataan pembangunan pada tingkatan desa, sehingga pemerataan pembangunan dari hulu wilayah terkecil negara Indonesia dapat segera terwujud.
“Kami ucapkan selamat atas launching DASHAT di 13 lokus dan kepada 34 Kampung Keluarga Berkualitas dan Rumah DataKu yang baru terbentuk di Kabupaten Bangka Tengah. Semoga kinerja Program Bangga kencana Tahun 2023 semakin lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.
Lanjutnya, melalui kegiatan ini diharapkan juga bisa merumuskan suatu bentuk baru dalam upaya percepatan penurunan Stunting melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya bisa diterima langsung kepada masyarakat, bukan yang sekedar seremonial.
“Saya yakin dan percaya bahwa Bapak/Ibu Penyuluh dan Kader KB, TPK dan TPS yang ada di sini lebih paham terhadap wilayahnya dan punya banyak banyak ide segar baru yang akan membawa perubahan pada program BANGGA KENCANA,” jelasnya.
Dia menambahkan, pembentukan Kampung KB di Bangka Belitung sampai dengan bulan Oktober 2023 sebanyak 252 Kampung KB dengan target 293 pada tahun 2023 sehingga pencapaiannya saat ini telah 86% yang terdiri atas 146 Kampung KB Dasar, 53 Kampung KB Berkembang, 10 Kampung KB Mandiri dan 43 Kampung KB Berkelanjutan.
Jumlah Kampung KB yang memiliki DASHAT atau Dapur Sehat Bergizi Atasi Stunting adalah 41 Kampung KB. Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu, melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan kontribusi dari mitra lainnya.
Ia mengatakan target yang harus dicapai BKKBN dalam Renstra 2020 – 2024 antara lain:
- Pertama, Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,26% dan ditargetkan menjadi 2,1% pada tahun 2024.
- Kedua, persentase pemakaian kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) sebesar 61,78% dan ditargetkan menjadi 63,41% pada tahun 2024.
- Ketiga, persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) sebesar 8,6% dan ditargetkan menjadi 7,4% pada tahun 2024.
- Keempat, angka kelahiran pada usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 tahun) dengan target sebesar 25 per-1000 kelahiran, ditargetkan menjadi (18 per-1000 kelahiran) pada tahun 2024.
- Kelima, Indeks Pembangunan Keluarga sebesar 50,03% serta ditargetkan menjadi 54,03% pada tahun 2024.
- Keenam, Median Usia Kawin Pertama perempuan (MUKP) 21,9% DITARGETKAN menjadi 22,1% pada tahun 2024
Kepala BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), M. Irzal MENGATAKAN, peresmian Kampung KB berkualitas ini akan menjadi miniatur program BKKBN.
“Lauching 34 Kampung KB Berkualitas, 13 lokus DASHAT atau Dapur Stunting Sehat, Rumah data dan 33 Posyandu dan pengukuhan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) ini akan menjadi miniatur program BKKBN yang akan di isi oleh instansi terkait atau media serta perguruan tinggi yang terjun langsung menginput anggota keluarga yang beresiko stunting,” kata Irzal usai peresmian kampung KB di Desa Batu Belubang Kabupaten Bangka Tengah, Senin (16/10/2023).
Disampaikna Irzal, melalui program kampung KB ini juga diharapkan akan terbangun sinergitas di antara lembaga pemerintah.
“Hal ini bertujuan untuk melaksanakan percepatan pemerataan pembangunan pada tingkatan desa, sehingga pemerataan pembangunan dari hulu wilayah terkecil negara Indonesia dapat segera terwujud,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk kinerja Kampung KB terlihat dari aplikasi Kampung KB. Di Aplikasi itu akan terlihat kegiatannya apakah ada pertemuan, pelatihan dan mitra-mitra kerja yang terinput langsung dalam aplikasi yang setelah itu akan ada tindaklanjutnya.
“Jumlah Kampung KB terus berkelanjutan. Kita harap tim pendamping keluarga yang menjadi kader kesehatan, kader beresiko stunting dan penyuluh KB dapat bekerja maksimal untuk bisa membina 2 atau 3 desa,” pungkasnya.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah mempercepat upaya penanganan stunting menjadi salah satu prioritas di tahun 2023. Hal ini dikatakan Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman dalam hal ini diwakili Sekretaris Daerah Bangka Tengah, Sugianto dalam sambutannya pada launching 34 Kampung KB Berkualitas, 13 lokus DASHAT atau Dapur Stunting Sehat, Rumah data dan 33 Posyandu di Desa Batu Belubang, Kabupaten Bangka Tengah, Senin (16/10/2023).
“Hal ini menjadi prioritas kita karena stunting memiliki hubungan kausalitas yang erat dengan kualitas sumber daya manusia di masa depan,” ujarnya.
Dia menyebutkan, tentu permasalahan ini memerlukan penanganan serius lintas sektor, baik jajaran pemerintah, BUMD, Organisasi profesi, TP PKK, juga masyarakat dengan cara gotong royong sesuai dengan amanat Presiden.
“Jadikan upaya pengentasan stunting menjadi sebuah gerakan bersama, sehingga target angka stunting 14% di tahun 2024 dapat tercapai,” ucapnya.
Lanjutnya, prevalensi balita stunting di Bangka Tengah berdasarkan survey status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 di angka 2,83%, sedangkan berdasarkan E-PPGBM tahun 2022 di angka 2,83%.
“Angka ini menunjukkan kabar baik atas tren penurunan Prevalensi Stunting, dimana pada tahun 2023 menunjukkan Prevalensi sebesar 2,16%. Untuk itu perlu gerakan bersama dan kegiatan terintegrasi dalam sistem penguatan dan pemberdayaan institusi keluarga,” jelasnya.
Dia menambahkan, untuk kampung KB sendiri di Bangka Tengah sudah terbentuk 45 kampung KB, dimana setiap kampung KB akan mewujudkan peran nyata dengan membentuk dapur sehat atasi stunting (Dahsat). Serta masih ada 18 desa/kelurahan yang harus dibentuk menjadi kampung KB dan membentuk dahsat.
“Alhamdulillah hari ini dicanangkan 34 desa/kelurahan sebagai kampung KB, rumah data kependudukan, dahsat serta bapak asuh anak stunting (BAAS) . Dan diharapkan tahun 2024 kampung KB dan dashat serta BAAS di semua desa/kelurahan,” tutupnya. (adv/chu)