“Awalnya saya sering mengunjungi bengkel teman saya, untuk melihat cara dia mengelas. Kadang juga nanya tentang cara atau teknik mengelas. Hampir tiap hari saya coba praktekkan di rumah. Ada sekitar setengah bulan saya lakoni hal seperti itu, tanpa pikir panjang langsung lah saya buka bengkel sendiri,” ucap Joko.
Semenjak saat itu, Joko sudah merasakan asam garam dalam menjalani usaha. Dengan lika-liku yang dijalaninya dan berkat pinjaman modal dari PT Timah Tbk, membuat usahanya kini semakin dikenal masyarakat luas.
“Alhamdullilah, usaha ini sudah delapan tahun saya jalani. Selama delapan tahun ini banyaklah lika – likunya, yang paling kerap terjadi itu harga bahan baku yang sering naik turun, belum lagi kalau barangnya lagi kosong. Itu harganya bisa melambung tinggi,” katanya.
Ia bahkan sudah sudah bisa memiliki karyawan untuk membantunya dalam mengerjakan pesenan konsumen.
“Sedangkan untuk orderan juga seperti musim-musiman, kalau harga timah lagi bagus banyak yang datang ke bengkel. Karena mayoritas pelanggan saya ini adalah pekerja tambang. Tapi kalau harga timah lagi murah otomatis usaha kami juga ikut sepi,” katanya.
Leave a Reply