PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah Kota Pangkalpinang terus berupaya menurunkan angka stunting di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersinergi dengan berbagai pihak terkait.
Pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting menjadi 17 persen secara nasional. Sedangkan di Kota Pangkalpinang prevalensi stunting sudah 16 persen dan ditargetkan turun menjadi 14 persen.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Pangkalpinang, Ahmad Subekti menegaskan, upaya yang dilakukan Pemkot Pangkalpinang untung menurunkan stunting dengan cara melakukan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Pengendalian Penduduk atau KB.
“Sedangkan di Kota Pangkalpinang prevelensi stunting berada di 16 persen dan ditargetkan pusat turun menjadi 14 persen ditahun 2024,” ujarnya.
Ia menyebutkan, salah satu pemicu stunting dari keadaan ibu hingga faktor eksternal lainnya. “Contohnya pada kasus pernikahan dini, dimana sistem reproduksi belum sempurna ternyata sudah hamil, ini akan memicu bayi yang dilahirkan itu stunting,” urai Subekti.
Sementara faktor eksternal ialah salah dalam pola asuh dan lingkungan sedangkan faktor spesifik yaitu hal-hal seperti faktor kesehatan seperti kurang gizi dan anemia.
“Dukungan arah kebijakan dan anggaran mutlak diperlukan dalam upaya penanganan stunting secara komprehensif dan berkelanjutan,” tuturnya.
Untuk itu koordinasi dan sinergitas seluruh jajaran forkopimda Kota Pangkalpinang perlu ditingkatkan untuk mendukung upaya-upaya penanganan stunting. (dnd)