Wabup Basel Bakal Evaluasi Tim Satgas KLA

// Maraknya Kasus ABH

TOBOALI, LASPELA – Maraknya kasus hukum yang melibatkan anak dibawah umur baik sebagai korban kekerasan maupun sebagai tersangka di wilayah hukum Kepolisian Resor (Polres) Bangka Selatan (Basel), menjadi atensi bagi Satuan Tugas (Satgas) Kabupaten Layak Anak (KLA) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Basel.

Ketua Satgas KLA Basel, Debby Vita Dewi mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan peran dari satgas KLA guna meminimalisir anak berhadapan dengan hukum (ABH).

“Peran Satgas KLA dalam meminimalisir ABH ataupun anak sebagai korban, yakni peran kami harus bergerak tidak bisa diam, karena akan mempengaruhi predikat program KLA ini,” ungkap Debby di Toboali, Selasa (6/12/2022).

Upaya tersebut lanjutnya, akan menurunkan tim KLA yang leading sektor di Dinas Sosial (Dinsos) untuk melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, ihwal dari maraknya kasus anak dibawah umur berhadapan dengan  hukum.

Tidak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan evaluasi terhadap tim satgas KLA sampai sejauh mana kinerja KLA dalam pelaksanaan sosialisasi ke masyarakat.

“Saya minta dan turunkan tim KLA dalam hal ini leading sektornya Dinsos, nanti saya akan mengevaluasi seperti apa untuk menindaklanjuti,” tandasnya.

“Upaya kami mencegah ABH akan turunkan dan melakukan pendampingan baik dari dinas maupun stakeholder terkait,” tambahnya.

Menurutnya akan melibatkan pihak kepolisian dalam melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat guna mencegah anak berhadapan dengan hukum.

Pihaknya harus mengetahui kondisi dan resiko para anak sebagai korban sejauh mana tingkat traumanya.

“Kami harus tahu bagaimana kondisi dan melihat resiko mereka dan akan kami dekatkan secara humanis,” tukas Debby.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Basel, AKP Chandra Satria Adi Pradana, menjelaskan bahwa periode Januari hingga Desember 2022 ini sudah 21 anak berhadapan dengan hukum dan 15 anak sebagai korban baik korban kekerasan fisik maupun korban kekerasan seksual.

“Dari laporan polisi yang telah ditangani dan beberapa sudah inkracht ada 23 laporan polisi, dan diantaranya 21 ABH dan 15 anak sebagai korban,” tegas Chandra. (Pra)