KOBA, LASPELA – Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Sri Utami Soedarsono Ridwan Djamaluddin meninjau pelayanan Keluarga Berencana (KB) Serentak Momentum Bhakti PKK Bangga Kencana Kesehatan Terpadu Tahun 2022 yang diselenggarakan di Desa Terentang Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (15/11/2022).
Bu Tami, demikian dirinya disapa mengucapkan terimakasih atas diselenggarakannya kegiatan pelayanan KB sebagai agenda rutin Nasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Kami sangat mendukung, kegiatan ini menjadi wadah bagi TP PKK dan kader untuk lebih dekat lagi masyarakat utamanya untuk mendukung dan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB untuk mewujudkan keluarga sehat, bahagia, dan sejahtera,” ungkapnya.
Dirinya menyadari sosialisasi dan edukasi perlu terus ditingkatkan, mengingat masih ada masyarakat yang belum memahami program dan manfaat KB itu sendiri.
“Dengan turun langsung, pastinya kami mengetahui kebutuhan masyarakat sehingga program yang kita lakukan akan lebih tepat sasaran,” lanjutnya.
Ia juga berharap agar TP PKK dan kader terus semangat untuk membangun kesadaran masyarakat untuk ber-KB serta memerangi stunting,
“Kepada Ibu-Ibu dirinya berharap agar memanfaatkan moment ini, sehingga bisa mewujudkan keluarga yang sehat,” ujarnya.
Sementara, Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Babel, Fajar Supriadi Sentosa mengungkapkan kegiatan pelayanan KB ini dilakukan serentak ini sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan percepatan penurunan stunting.
“Sasaran yakni Pasangan Usia Subur (PUS) peserta KB Baru, pasca keguguran dan persalinan, ganti cara dan ulangan dengan metode kontrasepsi MKJP maupun Non MKJP,” jelasnya.
Target pelayanan KB untuk Provinsi Bangka Belitung tahun 2022 dikatakannya berjumlah 10620 yang terdiri dari suntik, pil, kondom, implan, IUD, MOP dan MOW.
“Namun pelayanan yang kita sediakan hari ini adalah implan dan IUD,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fajar mengatakan bahwa keikutsertaan masyarakat untuk ber-KB ini terus meningkat, pihaknya akan terus melakukan sosilisasi dan edukasi.
“Namun, masih ada masyarakat yang belum terbangun kesadaran akan pentingnya KB ini, jadi kita memang harus berkali-kali menyampaikannya. Bersama semua elemen memang harus kerja keras, terlebih pada tahun 2024 pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting berada di bawah 14%,” pungkasnya.(ril/chu)