BANGKA TENGAH, LASPELA – Untuk meringankan biaya pengobatan Fitri Salsabila (6) warga Dusun 02, Desa Terak, Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah, PT Timah Tbk menyerahkan bantuan bagi anak dari Somawati (25).
Fitri mengalami Nistagmus yang menyebabkan matanya tidak bisa melihat dengan jelas. Namun, karena terkendala biaya, orang tua Fitri hanya bisa membawa anaknya untuk berobat alternatif.
“Saat berusia 3 tahun kami baru mengetahui jika kondisi mata anak kami tidak normal, saat itu, Ia hendak mengambil mainan, tapi mainan tidak bisa digapainya. Namun seolah -olah tangannya sudah menggapai mainan tersebut dan ia juga seperti meraba – raba mainan tersebut,” cerita Somowati saat menerima bantuan dari PT Timah Tbk.
Somawati menceritakan, kondisi anaknya terus menurun dan penglihatannya semakin gelap. Akhirnya, Ia membawa sang buah hati untuk berobat ke salah satu rumah sakit di Pangkalpinang.
Berdasarkan pemeriksaan, anaknya harus dirujuk ke rumah sakit di Palembang. Pada Februari 2022, akhirnya mereka bisa berangkat ke Palembang setelah mendapatkan bantuan dari tetangga dan keluarga besarnya.
“Anak saya didiagnosis oleh Dokter mengidap Nistagmus, sebuah penyakit yang menyebabkan bola mata penderitanya tidak bisa melihat dengan jelas dan gerakan bola mata yang tak terkendali, hingga harus dirujuk oleh Dokter untuk ditangani di salah satu Rumah Sakit yang ada di Palembang,” katanya.
Di Palembang, putrinya menjalani operasi dan Ia bersyukur operasinya dapat berjalan lancar. Hanya saja, anaknya harus rutin untuk kontrol dengan biaya yang tidak sedikit.
“Dikarenakan keterbatasan ekonomi, kami mengajukan bantuan ke PT Timah untuk membantu biaya pengobatan dan biaya akomodasi selama menjalani perawatan di Palembang,” ujarnya.
Semula, dirinya tidak menyangka akan dibantu PT Timah Tbk, Ia bersyukur dengan bantuan ini bisa membantu biaya pengobatan dan akomodasi mereka.
“Saya tidak menyangka jika permohonan kami dikabulkan oleh PT Timah. Bantuan ini akan kami pergunakan untuk biaya berobat anak kami,” ungkapnya.
Menurutnya, mereka sudah belasan kali bertolak ke Palembang dan rencananya pada 15 November nanti mereka akan kembali berangkat untuk kontrol. Selain kontrol, putrinya juga menjalani terapi agar bisa mempercepat mengembalikan penglihatan.
“Jika tidak kontrol dan terapi tersebut, maka maka tindakan operasi yang telah dilakukan akan sia-sia. Jika kondisinya masih belum membaik, maka akan dilakukan tindakan operasi lagi. Tapi semoga mudah-mudahan tindakan operasi itu tidak terjadi lagi, karena saat ini anak kami sudah menggunakan kacamata minus 16,” harapnya.(ril/chu)