PANGKALPINANG, LASPELA – Ribuan mahasiswa dan mahasiswi menggelar aksi long march sambil berorasi mulai dari Alun-alun Taman Merdeka (ATM) Pangkalpinang, simpang empat Ramayana, simpang empat Jalan Muntok berakhir di Simpang Tujuh Pangkalpinang. Aksi ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah, Rabu (14/9/2022) sore.
Massa terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi berbagai perguruan tinggi, Universitas Belitung Belitung (UBB), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddiq, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES), Politeknik Manufaktur (Polman) Babel, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perguruan Tinggi Bangka (Pertiba) dan sejumlah organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Babel, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Babel, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pangkalpinang, Persatuan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi).
Diungkapkan Ketua Ketua GMNI Bangka Belitung, Ahmad Subhan Hafis, aksi mahasiwa yang dinamai Aksi Gerakan Sipil Masyarakat Babel ini dilakukan merupakan bentuk ketidakpercayaan kepada pemerintah daerah (Pemda) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Babel terkait aksi-aksi yang selama ini sudah dilakukan tidak ada tanggapan dan penyelesaiaannya.
“Ada sekitar 1.200 orang dalam aksi ini, kami mencoba mengetuk hati pejabat di negeri ini, supaya mengetahui bahwa masyarakat di Babel ini sedang tidak baik-baik saja,” kata Hafis disela-sela aksi mahasiswa di Pangkalpinang, Rabu (14/9/2022).
Hafis melanjutkan ada beberapa hal yang menjadi sorotan diantaranya masalah kenaikan bahan bakar minyak (BBM), kemudian undang-undang (UU) pro terhadap oligarki seperti UU minerba, UU Cipta Kerja, Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
“Tuntutan kami ada tiga yakni menolak kenaikan harga BBM besubsidi dan menuntut pemerintah mengusut tuntas mafia migas, minta pencabutan UU yang tidak berpihak terhadap rakyat dan dalam rangka menyambut Hari Tani Nasional minta pemerintah pusat adanya feporma agraria sejati,” ujarnya.
DPRD Janji Sampaikan Aspirasi,
Menanggapi aksi ribuan mahasiswa dan mahasiswi ini, Ketua DPRD Babel, Herman Suhadi, mengatakan aksi mahasiswa dan mahasiswi ini tidak hanya di Babel saja tapi di seluruh Indonesia.
Tidak itu saja, beberapa waktu sebelumnya juga mahasiswa dan mahasiswa dari berbagai organisasi sudah menyampaikan hal ini ke gedung DPRD Babel.
“Kami akan menyampaikan tuntutan ini ke pemerintah pusat, dikarenakan apa yang diminta kebijakannya ada di pusat, apabila di daerah atau pemerintah provinsi itu akan bisa disampaikan langsung, tapi ini kebijakan pusat oleh sebab itu akan kami bahas lalu segera kami ke pusat,” jelas Herman Suhadi.
“Dalam minggu ini juga kami segera ke Jakarta, supaya bisa ditindaklanjuti oleh pusat,” tambahnya.
Herman Suhadi juga mengaku mempunyai punya perasaan yang sama, seacara pribadi merasa prihatin yang sangat dalam terkait adanya kenaikan BBM ini.
“Tadi saya berada di rumah, dengan adanya aksi ini dengan rasa prihatin maka saya datang kemari, pastinya ini bakal segera kami tindaklanjuti,” pungkasnya.
Usai menggelar orasi dan diterima Ketua DPRD Babel dengan penandatanganan nota tuntutan, massa aksi pun melanjutkan long march ke titik nol Kota Pangkalpinang kemudian membubarkan diri dengan tertib dikawal aparat keamanan dari Polda Babel dan Polres Pangkalpinang. (dhp)