PANGKALPINANG, LASPELA – Anggota Komisi VII DPR RI Dapil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Bambang Patijaya membeberkan ketidaksetujuan beberapa anggota Komisi VII DPR RI atas wacana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan solar. Bambang Patijaya yang akrab disapa BPJ mengatakan bahwa dengan adanya kenaikan BBM ini akan membuat masyarakat semakin terbebani dengan diiringi kenaikan bahan pokok lainnya. Terlebih, menurut politisi Partai Golkar ini, inflasi di Babel belum terkendali yang kini mencapai 7,7 persen.
“Rencana kenaikan BBM ini masih merupakan suatu wacana yang terus diperdebatkan di Komisi VII dan mayoritas kawan-kawan Komisi VII menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kenaikan BBM,” ungkap Bambang Patijaya, Rabu (31/8/2022).
“Karena kita tahu kalau BBM naik ini akan menyebabkan beban masyarakat sangat berat. Di dalam postur APBN 2022 total alokasi subsidi Rp502 Triliun itu termasuk keseluruhannya BBM, listrik, LPG, dan sebagainya,” tambahnya.
Selain itu, Bambang Patijaya menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia jangan terjebak dengan kondisi internasional. Diketahui bahwa sedang terjadi konflik dua Negara antara Negara Rusia dan Ukraina yang kini menyebabkan kebutuhan energi ikut melambung tinggi.
“Memang kita tahu Pemerintah seakan-akan terjebak dengan situasi karena situasi internasional salah satu penyebabnya adalah perang Rusia-Ukraina jadi menyebabkan harga komoditas energi seperti minyak itu melambung tinggi,” jelasnya.
Bambang Patijaya yang juga ketua DPD Partai Golkar Babel menegaskan bahwa pihak pemerintah mengkaji ulang atas rencana menaikan harga BBM mulai dari jenis Pertalite dan solar.
“Kita berharap Pemerintah terus melakukan kajian yang terbaik bagaimana dengan situasi ini kita masih bisa tetap bertahan dan BBM tidak perlu dinaikkan,” katanya.
Ia pun berharap dengan wacana kenaikan BBM ini tidak diperdebatkan lagi dan tidak perlu terjadi.
“Hal Itu yang menjadi harapan saya secara pribadi dan sebagai anggota Komisi VII. Mudah-mudahan apa yang diperdebatkan dan diwacanakan ini tidak perlu terjadi,” tutupnya. (ril)