Penurunan Angka Stunting Salah Satu Misi Bupati dan Wakil Bupati Bangka Barat

MUNTOK, LASPELA – Percepatan penurunan angka stunting ini salah satu misi Bupati dan Wakil Bupati Bangka Barat yang tertuang dalam dokumen RPJMD.

“Salah satu misi kami yang tertuang dalam dokumen RPJMD adalah memajukan sumber daya manusia yang berdaya saing dan berakhlak mulia, yakni berupaya salah satunya dengan peningkatan SDM dan korelasinya dapat menurunkan angka prevelensi Stunting di Kabupaten Bangka Barat,” kata Bupati Bangka Barat, Sukirman usai mengukuhkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bangka dan menggelar rekonsiliasi percepatan penurunan stunting, di ruang OR II Setda Babar belum lama ini.

Dikatakan Sukirman, korelasinya dengan percepatan penurunan stunting adalah karena prevelensi stunting menjadi salah satu indikator sasaran yang harus dicapai dari kondisi baseline di tahun 2020 sebesar 12,38 persen dan direncanakan menjadi sebesar 4,79 persen pada kondisi akhir RPJMD.

Berdasarkan realisasi RPJMD tahun 2021 terkait prevelensi stunting adalah sebesar 11,10 persen.

“Ke depan persentase di setiap tahunnya akan terus dipantau dan tentunya dengan upaya maksimal yang dilakukan bersama dalam penurunan stunting di Kabupaten Bangka Barat,” ujarnya.

Sebelumnya, Sukirman menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pimpinan atau yang mewakili dari lintas sektor dan pihak yang terlibat atas kehadirannya dalam memperkuat koordinasi dan kerjasama pada Program Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana yang tertuang pada Perpres Nomor 72 Tahun 2021.

“Kepada para pimpinan atau mewakili dari lintas sektor saya sampaikan ucapan terimakasih atas kehadirannya dalam memperkuat koordinasi dan kerjasama dalam program percepatan penurunan stunting, demikian juga kepada seluruh kepala OPD dan peserta rapat yang telah mendukung untuk berpartisipasi dalam acara Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting ini. Dan semoga dengan upaya Kabupaten Bangka Barat dapat keluar dari zona merah stunting,” ucapnya.

Menurutnya, bahwa stunting adalah kondisi tubuh dengan indikasi tubuh lebih pendek dibandingkan teman seusianya. Pertumbuhan melambat yang berdampak pada gangguan metabolisme, diukur dari perbandingan tinggi badan dengan usia serta disebabkan kekurangn gizi dalam jangka panjang (terutama 1000 hari kelahiran pertama).

“Dengan dikukuhkannya TPPS Bangka Barat ini, saya berharap dapat membuat anak-anak yang ada di Bangka Barat tumbuh serta menjadi kabupaten yang ekonominya bagus,” harapnya.

Mengenai hal itu ia juga berharap peran seluruh komponen yang ada di Kabupaten Bangka Barat baik pemerintah, swasta, serta masyarakat dapat terlibat dalam program percepatan penurunan stunting.

“Karena menjadi salah satu cara dalam mewujudkan masyarakat Bangka Barat yang maju, sejahtera dan bermatabat, maka diperlukan komitmen pan kerja sama secara terencana, menyeluruh dan berkelanjutan dari semua pihak,” pungkas Sukirman.

Sementara itu, Kepala BKKBN Provinsi Bangka Belitung, Fazar Supriadi Sentosa yang hadir dalam pengukuhan ini berharap Tim percepatan stunting Bangka Barat dapat segera melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat teknis.

“Bukan sosialisai lagi dia harus ke teknis lapangannya seperti PKK turun langsung ngasih makanan tambahan, itu yang dilakukan oleh dinas-dinas terkait misalnya PU ada jamban yang kurang langsung kerjakan. Kemudian misalnya Kemenag yang ada itu langsung mengerjakan Catin yang belum menikah itu dilakukan sebenarnya tiga bulan sebelum pernikahan itu akan diperiksa kesehatannya nanti, jadi itu intervensi yang sifatnya sudah teknis ke lapangan,” tutupnya. (wa)