Mengenai kerusakan hutan, Ia mengaku memang menerima laporan salah satunya ada kaitan tentang lahan bekas tambang.
“Lahan bekas tambang mari kita hijaukan kembali, ditanam dengan tanaman yang menghasilkan wood pellet dan wood chips, untuk memasok pembangkit listrik, campuran untuk batu bara itu,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, terdapat beberapa potensi pengembangan multi usaha kehutanan di Babel, diantaranya pengembangan HTI jenis Akasia untuk industri serpih/pulp, dan jenis Cemara Laut Akasia, dan Gamal untuk feed stock co-firing PLTU PLN Air Anyir (kerja sama PT Inhutani V dan PLN).
“Ada beberapa jenis tanaman yang akan ditanami di lahan bekas tambang yakni Akasia Magnum, cemara laut, dan karet,” ucapnya.
Selain itu, ada juga agroforestry, yang merupakan program tumpang sari tanaman sengon/karet dengan singkong pembangunan industri pengelolaan tepung tapioka/mokaf skala menengah, dan tanaman buah-buahan (jengkol, lada, alpukat), yang dilakukan kemitraan dengan masyarakat.
“Ada empat potensi lainnya seperti agrosilvofishery, hasil hutan bukan kayu tanaman kayu putih, ekowisata taman wisata bunga, dan penyelesaian tanaman sawit yang terbangun di area HTI. Dan yang paling cepat, bisa dicoba, gamal misalnya, itu tanaman trubusan, 2 tahun sudah panen, begitu ditebang lagi, panen lagi,” tutupnya. (wa)
Leave a Reply