BALUNIJUK, LASPELA – Enterpreneurship, Bagi seorang Melati Erzaldi, bukan cuma untuk orang-orang yang mau berdagang, bukan cuma untuk mahasiswa fakultas ekonomi, tapi untuk semua orang yang mau maju.
“Think like an enterpreneur from crisis to opportunity (Berpikir seperti seorang enterpreneur dari krisis menjadi peluang),” jelasnya saat menjadi pembicara di acara IMOxTALK volume 1 di Balai Besar Peradaban, Universitas Bangka Belitung, Kamis (24/3/2022).
Bumi sedang mengalami krisis, baik karena pandemi global, degradasi moral, dan yang lebih membahayakan krisis kepekaan sosial. Namun, seorang Ketua Dewan Pembina Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Melati Erzaldi membagikan caranya untuk melalui masa krisis.
Disampaikan Melati Erzaldi dihadapan para mahasiswa UBB dalam kegiatan yang dibuat atas inisiasi dari Badan Eksekutif Mahasiswa UBB bernama IMOxTALK atau singkatan dari In My Opinions x Talk, sebagai wadah orang inspiratif untuk menyampaikan opini seluas-luasnya dihadapan mahasiswa. Dilaksanakan secara luring, pertemuan ini diharapkan dapat berlanjut hingan volume berikutnya.
Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Pembina Gekraf Melati menyampaikan bahwa enterpreneurship bukan hanya sekedar pedagang, tapi pola pikir yang membuat seorang enterpreneur berkembang dan mampu memberi pengaruh pada orang-orang sekitar, hingga bagaimana enterpreneur mampu merubah hidup seseorang, hingga memberikan dampak kepada lingkungan sekitarnya.
“Enterpreneur dapat membaca situasi, misalnya pencetus zoom. Siapa yang menyangka aplikasi menjadi kebutuhan penting dalam hidup. Ketika pandemi terjadi, apakah pencipta Zoom ini sudah siap dengan fitur-fitur aplikasinya? Tentu belum. Ia melakukan riset dan perubahan agar aplikasi ini dapat dimanfaatkan secara luas. Nah, ini enterpreneurship. Siap menghadapi krisis agar menjadi peluang baru,” jelasnya.
Ditambahkannya enterpreneurship menjadi penggerak, orang yang memiliki keinginan kuat untuk menggerakan diri dan orang lain menuju masa depan yang lebih baik. Hal ini dapat dilakulan dari teknologi, yang mana saat ini teknologi menjadi sebuah keharusan, bukan hanya pilihan.
“Dari teknologi dan media sosial kita bisa mengetahui banyak hal. Nah, di kota besar kita pasti tidak asing dengan pekerjaan ini. Yang tiba-tiba muncul. Ketika hujan, kita bisa melihat ojek payung. Mereka melihat masalah, orang lain mungkin memandang sebagai hambatan, tapi ojek payung ini melihat peluang yang dapat memberikan mereka penghasilan,” jelasnya.
Enterpreneurship ini juga berkaitan dengan mental, mind set, dan cara berpikir yang mungkin tidak punya usaha tapi mampu menjadi penggerak yang memberikan kontribusi aktif dan dampak positif bagi orang sekitar.rill/(wa)