Maraknya Kejahatan Dunia Maya di Zaman Generasi Milenial

Oleh: Hizkia Herlina Evangelista Silalahi
Mahasiswa Fakultas Hukum/Universitas Bangka Belitung

MEDIA sosial tentu sudah tidak asing lagi bagi kita para kaum remaja maupun orang tua. Bahkan, anak-anak pun sudah mengenal, dan memainkan yang namanya media sosial. Adapun yang sering dimainkan itu seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, YouTube, dan media sosial lainnya.

Akan tetapi, dibalik semua itu telah banyak terjadi berbagai macam penipuan, peretasan, atau pembajakan di akun media sosial tersebut yang tentunya akan digunakan untuk hal-hal yang bernilai negatif. Terlebih lagi sekarang di masa pandemi ini kebanyakan orang merasakan kesulitan lantaran persoalan ekonomi.

Bahkan, banyak si pembajak sekarang ini sangat pintar untuk mengikuti cara gaya berkomunikasi dari si pemilik asli media sosial tersebut.

Kita ambil contoh misalnya, dalam penipuan seperti dalam bertransaksi. Saat ini orang yang membuka usaha dari rumah seperti berjualan online tentunya akan menggunakan cara bertransaksi secara online. Namun demikian, ada begitu banyak masalah yang timbul akibat dari transaksi online yang melibatkan media sosial ini, seperti orang sering untuk melakukan live saat berjualan.

Si pembeli berkomentar akan membeli barang dari si penjual tersebut melalui kolom komentar yang ada di live tersebut, dan menyertakan nomor WhatsApp-nya. Tentunya, itu menjadi peluang besar bagi si penipu untuk menjalankan aksinya.

Mereka (penipu) ini akan berpura-pura menyamar menjadi si penjual tersebut dengan mengatasnamakan nama olhsop si penjual. Lalu, mereka akan melakukan percakapan di WhatsApp dan meminta pembayaran transaksi secara online. Salahnya di sini, terkadang ada costumer yang tidak terlalu memperhatikan nomor ponsel admin yang sebenarnya dari olhsop tersebut.

Adapun dalam pembajakan juga si pembajak akan meretas akun media sosial kita. Meretas password dan username akun media sosial kita, dan ini tentunya juga dialami oleh artis-artis, pejabat, dan orang yang berkepentingan lainnya, sehingga si penjahat siber atau si pembajak tersebut dapat meminta tebusan yang berjumlah sangat besar.

Bukan hanya itu saja, ditakutkan si pembajak tersebut ketika telah berhasil masuk ke dalam akun media sosial kita, dia akan meng-upload foto ataupun video yang tidak baik dan itu sangat berbahaya. Oleh sebab itu, perlu untuk diperhatikan keamanan terkait media sosial kita sendiri.

Caranya seperti menggunakan kombinasi huruf kapital dan kecil, dan angka dalam membuat password, sehingga akan sulit untuk ditebak dan dipastikan tidak ada satu pun yang mengetahui password yang sudah dibuat. Kemudian, jangan sembarangan untuk memasukkan login username dan akun.

Disarankan untuk dapat menggantikan password secara berkala. Jadi, dengan semakin maraknya kejahatan di dunia maya ini, kita harus dapat berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan harus teliti dan bijak dalam menggunakannya.