PANGKALPINANG, LASPELA – Sebagai upaya mengatasi permasalahan sosial di Bangka Belitung, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) membuat inovasi kebijakan dengan menjadikan 90% desa dan kelurahan potensial sebagai Kampung Keluarga Cerdas, Inovatif, Kreatif, Aktif, dan Responsif atau yang disingkat dengan Kampung Keluarga CIKAR.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Erzaldi Rosman saat memulai presentasi inovasi program daerah dihadapan 11 orang tim juri dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI yang turut didampingi oleh Kepala DP3ACSKB, Asyraf Suryadin dan Kepala BKPSDM, Susanti yang bertempat di Ruang Vidcon Gubernur, Jumat (1/7/2021).
Saat ini, program Kampung Keluarga CIKAR masuk pada jajaran top 99 besar yang mampu mengalahkan ribuan program inovasi dari seluruh Indonesia. Adapun presentasi kali dalam rangka mewujudkan program Kampung CIKAR menuju top 45.
Gubernur Erzaldi mendukung penuh keberlanjutan program inovasi yang menyasar seluruh golongan, khususnya kelompok rentan, seperti perempuan, anak dan lansia tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Babel.
“Pokok permasalahan yang kerap terjadi di Babel diantaranya perkawinan anak usia dini, stunting, putus sekolah, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, serta permasalahan seputar keluarga. Akhirnya mendorong Pemprov. Babel berinovasi membuat program Kampung Keluarga CIKAR,” ujarnya.
Lebih jauh Gubernur menjelaskan bahwa kunci dari keberhasilan program Kampung Keluarga CIKAR ini terletak pada sinergitas beberapa stakeholder atau Perangkat Daerah (PD) yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat.
Agar sinergi ini terjadi, pihaknya membuat sebuah program kegiatan, yakni Kampung Keluarga CIKAR, dengan payung hukum melalui Pergub No 40 Tahun 2018 yang kemudian disempurnakan menjadi Pergub No 56 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Kampung Keluarga CIKAR sebagai dasar penyelenggaraan program tersebut.
“Sektor-sektor yang dirangkul dalam sinergi ini antara lain sektor kesehatan, pendidikan, agama, lingkungan, pertanian, perkebunan dan ketahanan pangan serta koperasi UMKM, Dinas Kelautan, PU, Disperindag, dan program lintas sektor lainnya,” paparnya
Sinergitas dari beberapa PD ditambah dengan BKKBN diharapkan dapat menciptakan program-program tersebut yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat serta menemukan solusi-solusi permasalahan keluarga yang ada di Bangka Belitung.
Adapun implementasi dari program Kampung Keluarga CIKAR menurut Gubernur Erzaldi adalah program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana, yang didalamnya terdapat program perlindungan anak. Kemudian peningkatan usaha industri rumahan yang menjadi kekuatan dimana kita dapat membuat keluarga-keluarga menjadi lebih sejahtera.
Selain itu ditambah dengan program lintas sektor untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, Pemprov. Babel mengolaborasikan dengan program pertanian, ketahanan pangan, UMKM dan Perindag.
“Contoh yang menjadi perhatian Kementerian UMKM beberapa waktu yang lalu, bahwa salah satu desa yang menjadi program Kampung Keluarga CIKAR yakni Desa Kota Kapur, mampu merubah industri rumahan dari bahan yang sama sekali tidak diperhatikan, sekarang sudah menjadi produk ekspor, yaitu lidi nipah. Jadi program ini luar biasa memberikan manfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, dampak positif dari program Kampung Keluarga CIKAR yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017, yaitu pendataan akte kelahiran sangat meningkat, jumlah industri rumahan yang meningkat, dan jumlah perlindungan anak terpadu yang juga meningkat terlebih dari kepesertaan ber-KB.
Sedangkan outcome yang terakumulasi adalah tingkat keluarga prasejahtera yang angkanya pada tahun 2018 sebesar 8,01%, meningkat menjadi 6,3% ditahun 2020 dan angka pernikahan dini yang menurun drastis dari 0,33 ditahun 2018 menjadi 0,19% di tahun 2020.
Gubernur terus berinovasi menyempurnakan program Kampung Keluarga CIKAR ini sehingga menjadi kekuatan yang lebih baik lagi karena ditahun 2018 itu baru merangkum tujuh desa, 2019 itu 14 desa dan sekarang di tahun 2020 adalah 118 desa.
“Pada tahun 2022 nanti kami mennargetkan 90% desa-desa yang ada di Provinsi Babel sudah dapat diakomodir untuk ikut program Kampung Keluarga CIKAR,” jelasnya.
Salah satu dari tim juri, Ibu Siti memberikan masukan dengan mengatakan membangun Babel tidak cukup hanya dengan membangun smart people, smart economic, tapi juga perlu membangun smart goverment dilokal sehingga dapat menjadi sentral pelayanan publik, mengingat Bangka Belitung yang kaya akan kebelitungan dan kebangkaannya.
“Untuk itu, smart heritagenya juga harus dibangun pak gub. Kalau nanti kedepan ada nuansa inovasi baru ditambahkan dengan fase smart heritage, ini bisa diikutsertakan diajang internasional. Nah, untuk internasional, mungkin perlu ditambahkan muatan tambahan yaitu menanggulangi Covid-19, serta letak kendala yang harus dipersempit,” tambahnya.
Menurut Kepala DP3ACSKB, Asyraf Suryadin, Babel tujuan acara ini adalah untuk mengetahui inovasi-inovasi yang terbaik yang pernah dilakukan di daerah, kemudian ditunjukkan ke tingkat nasional dengan harapan dapat diimplementasikan tidak hanya di Bangka Belitung tapi juga di daerah-daerah lain.
“Alhamdulillah inovasi program Kampung Keluarga CIKAR sudah dilakukan ditingkat provinsi, yang artinya kabupaten dan kota merupakan bagian dari inovasi yang kita buat,” jelas Asyraf.(wa)