MUNTOK, LASPELA — Bupati Bangka Barat (Babar) Sukirman, meresmikan Sekolah Alam Taman Wisata Edukasi Muntok yang didirikan oleh Yayasan Manumbina Amanillah, di Gang Siswa, Desa Belo Laut, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Selasa (29/6/2021).
Acara peresmian tersebut dihadiri Bupati Sukirman, Sekda Bangka Barat Muhammad Soleh, Kapolres Bangka Barat AKBP Agus Siswanto, pengurus yayasan serta tamu undangan lainnya.
Sukirman mengatakan, sekolah edukasi berbasis alam seperti ini merupakan hal yang baru di Kabupaten Bangka Barat. Menurutnya ini strategi menarik generasi milenial sambil menimba ilmu juga berwisata alam.
“Kami ucapkan terima kasih kepada pengelola yang telah menginisiasi berdirinya sekolah edukasi berbasis alam ini. Kami pemkab sangat mendukung, mudah-mudahan jadi wadah pembelajaran yang baru dan baik bagi pelajar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Alam Taman Edukasi Chairul Amri Rani, mengungkapkan sekolah yang ia kelola memiliki konsep yang berbeda dari sekolah formal dengan materi pelajaran ilmu pengetahuan, dan sejarah budaya.
“Konsep di sini sangat berbeda dengan sekolah formal, kami memiliki kurang lebih 600 spesies tanaman, dan beberapa wahana outbound. Jadi murid yang datang sambil belajar sambil berwisata jadi lebih rileks,” katanya.
Kemudian, Yulius Iranda selaku ketua yayasan menyampaikan hadirnya sekolah wisata alam ini terinspirasi dari keinginan mereka untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan di Bangka Barat, namun dengan konsep yang berbeda.
“Muncullah ide, Pak Suryadi, Pak Sain coba kita buat konsep belajar di alam. Akhirnya kami coba searching ada nih konsep sekolah alam. Metode belajarnya, materinya sama seperti sekolah alam tapi konsep belajarnya cara kita berinteraksi anak-anak itu lebih mengalir lebih natural,” katanya.
Yulius mengatakan, saat ini luas taman edukasi yang mereka miliki lebih dari satu hektar, dan akan melakukan pembelajaran non formal mulai tingkat SD, SMP, SMA, dan juga bagi kelompok masyarakat. Dikatakannya, untuk aktivitas pendidikan akan dibuka mulai tahun depan.
“Jadi apa yang anak-anak hiperaktif bagaimna cara metode belajarnya mungkin lewat permainan, jadi tidak terpaku dengan di ruang -ruang. Sekolah non formal itu seperti pusat kegiatan belajar mengajar masyarakat, tapi nuansanya bermain di alam,” jelasnya. (Oka)