PANGKALPINANG, LASPELA – Aktivitas penambangan Timah Inkonvensional (TI) di beberapa titik di wilayah Kota Pangkalpinang Maulan Aklil, gusar. Ia menilai akibat penambangan yang terus dilakukan mengakibatkan rusaknya ekosistem air yang ada di Pangkalpinang.
Ia mencontohkan dengan adanya penemuan buaya beberapa waktu lalu yang sempat menghebohkan warga Pangkalpinang. Hal tersebut, diungkapkan walikota yang akrab disapa Molen, menjadi salah satu peristiwa yang diakibatkan oleh ekosistem yang rusak, sehingga buaya-buaya yang ada terpaksa untuk keluar, sekadar untuk mencari sumber makanan di tempat lain.
“Makanya kita harus menjaga ekosistem kita itu jangan sampai mengganggu ekosistem kita, tambang untuk berhenti, tolong lah! Memperhatikan ekosistem dan lingkungan sekitar buaya juga susah cari makan,” katanya, Senin (7/5/2021).
Menyikapi permasalahan penambangan ilegal di wilayahnya, Molen menegaskan kembali akan memberantas TI ilegal tersebut bersama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pangkalpinang. Namun, ia menyadari jika penindakan tersebut membutuhkan kerja keras.
“Dengan timah yang semakin mahal, ini semakin banyak penambang. Dengan harga timah yang tinggi otomatis orang-orang cari timah itu, namun kota tetap kerahkan ini, agar kita tuntaskan,” katanya. (dnd)