Kartini di Balik Jeruji, Berdaya untuk Kembali Membaur dengan Masyarakat

PANGKALPINANG, LASPELA – Kartini hari ini adalah mitra strateginya pria.
Kartini hari ini adalah kartini yang bisa mengisi ruang-ruang prestasi yang sebelumnya tabu bagi wanita.
Kartini hari ini, menurut Melati Erzaldi adalah Kartini yang bisa berlari bersejajar dengan pria untuk mencapai cita-cita yang sama.

“Itu Kartini menurut versi saya,” ungkap Melati Erzaldi, Istri Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman saat menyapa Sahabat Halilintar Media dalam Bincang Santai di balik jeruji (Besaji) yang ditonton live di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) se-Indonesia.

Besaji merupakan program Podcast dalam rangka hari spesial yaitu, Hari Kartini yang mengundang Melati Erzaldi sebagai narasumber dengan tema, Kartini di Balik Jeruji. Program ini merupakan gebrakan, Public Campaign LPP Pangkalpinang yang biasanya keluarga dari warga binaan diundang ke Lapas. Tetapi dikarenakan pandemi, maka LPP Pangkalpinang menggantikannya dengan memberikan informasi lewat program ini kepada masyarakat.

Dalam podcast yang dilaksanakan di ruang serbaguna LPP Pangkalpinang, Melati Erzaldi bercerita tentang bagaimana mendampingi Gubernur Erzaldi dalam karirnya dari nol.

“Saya khawatir ketika saya diklaim sebagai seorang istri yang baik atau ibu yang baik, karena yang saya lakukan adalah berusaha menjadi baik,” jelasnya berbagi kisah tentang bagaimana dirinya menghadirkan yang terbaik versi diri sendiri.

Diakuinya, tidak hanya dirinya sebagai istri, dalam karir yang baik seorang Erzaldi Rosman hingga menjadi seorang gubernur juga karena keluarga besar sangat berperan khususnya untuk membesarkan dan membekali pendidikan anak-anak.

*Kartini di Balik Jeruji

Esensi perjuangan Kartini di Balik Jeruji menurut Melati Erzaldi adalah bagaimana bekal pemberdayaan warga binaan khususnya perempuan. Ketika selesai menjalankan binaan di lapas, warga binaan dapat berusaha dengan modal keterampilan yang didapat selama di lapas.

Tidak ada manusia sempurna, Melati Erzaldi memandang warga binaan di LPP ini seperti sekolah di asrama, di sini diajarkan soft skill dan bahkan hard skill yang tidak didapat di luar sana.
Saat kembali berbaur dengan masyarakat setelah menjalankan kewajiban di LPP, skill ini menjadi bekal bagi mereka.

“Di sini mereka diajak untuk lebih berdaya dari ilmu yang didapat. Tetapi bukan berarti saya mempromosikan untuk masyarakat tinggal di sini,” ungkapnya.

Diketahui warga binaan diajak untuk belajar banyak keterampilan, mulai merajut, membatik dan menjalankan unit usaha seperti salon, laundry, hidroponik, dan sebagainya di LPP Pangkalpinang.

Dengan tegas Melati Erzaldi mengatakan bahwa, yang harus dilakukan bersama adalah menerima mereka, mendoakan agar tetap istiqomah dalam usaha kembali meluruskan hidup mereka. Jangan dikucilkan karena, menghakimi mereka sangat mungkin membuat pribadi mereka lebih buruk.

Selain itu, untuk meminimalisir bertambahnya warga binaan setiap tahunnya, Melati Erzaldi mengatakan bahwa ini adalah kerja bersama mulai dari pemerintah, tokoh adat, tokoh masyarakat, aparat, dan masyarakat sendiri tentunya.

Latar belakang atau penyebabnya tak jauh dari masalah ekonomi seiring dengan masalah lain yang cukup kompleks. Tindak kejahatan terlebih yang menyangkut pidana diyakininya akan terminimalisir dengan penanaman ajaran agama yang mereka percayai.

“Yang dapat dilakukan adalah pemahaman untuk berkali-kali berpikir untuk tidak melakukan hal yang tersangkut tindak pidana,” ungkapnya.

Tidak hanya terhadap warga binaan, Melati Erzaldi dikenal selalu mendorong para anak muda dan masyarakat di Babel untuk menjadi seorang entrepreneur dan menciptakan lapangan pekerjaan agar tidak menggantungkan diri kepada orang lain.

“Pikiran akan mempengaruhi aksi. Pesan saya, tetaplah berpikir positif. Karena dengan begitu kita akan lebih sehat dan bisa melakukan hal-hal yang baik. Sehingga akan lebih kreatif walau sedang di balik jeruji,” ungkap Melati Erzaldi di akhir bincang Podcastnya bersama Kepala LPP Pangkalpinang.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas III Pangkalpinang, Nebi Viarleni pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa, bagi mereka Melati Erzaldi adalah pembina dari narapidana. Bentuk nyatanya, setiap kunjungannya ke LPP ini, bersama sang suami, pasangan ini selalu mengapresiasi hasil karya warga binaan.

Dikatakan Nebi Viarleni, bukan kali pertama, seperti hari ini Ibu Melati Erzaldi membeli sepasang kain batik untuk dijadikan baju bersama sang suami.

“Suatu kebanggaan bagi mereka, karya mereka dipakai oleh Gubernur Babel dan istri,” ungkapnya.

Sebagai Ketua Dekranasda Babel, Kepala LPP mengatakan, peran Ibu Melati Erzaldi terhadap kemajuan warga binaan sangat besar, selain terus memotivasi agar LPP Pangkalpinang terus lebih baik, Dekranasda bahkan memfasilitasi display produk hasil karya warga binaan di galeri Dekranasda Babel.rill/(wa)