PANGKALPINANG, LASPELA – Pedagang eceran ayam potong mengadu mahalnya harga ayam dari distibutor kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Radmida Dawam. Bahkan, salah satu pedagang tampak meluapkan kekesalannya terhadap harga ayam yang tinggi.
Salah satu pedagang, Doi justru mengkritik pemerintah yang dianggapnya hanya melakukan sidak saja, namun tidak ada penanganan lebih serius. Ia juga menyesalkan pemerintah tidak memberikan jaminan apapun atas kenaikan harga yang terjadi.
“Selama ini hanya sidak saja yang dilakukan Pemerintah, tapi tindak lanjutnya tidak ada,” ujarnya kepada Radmida saat sidak (inspeksi mendadak) di Pasar Ratu Tunggal, Pangkalpinang, Senin (12/4/2021).
Diketahui, harga daging ayam di pasar mencapai Rp40 ribu per kilogram. Di mana harga tersebut melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu Rp35 ribu per kilogram.
Mahalnya harga ayam dikarenakan mahal pula harga yang dipatok broker ke para pedagang, yang sebelumnya harga dipatok Rp26 ribu perkilogram, kini menjadi Rp31 ribu perkilogram.
Harga yang mahal pun, dikatakan Radmida dikarenakan terlalu panjanganya rantai perdagangan. “Jadi produsen langsung ke PT, dari PT ke broker, dari broker ke broker lainnya, lalu ke pedagang. Ini sangat panjang sehingga harga semakin naik,” kata Radmida kepada wartawan.
Radmida pun berjanji akan menindaklanjuti hal ini dengan memanggil para distributor. “Saya geram juga, akan kita cari permasalahannya apa. Karena pedagang mau ambil ke distributor saja tidak mereka layani, jadi ada apa ini?” ujarnya.
Sementara itu, Donald Tampubolon selaku Kepala Dinas Perindag Kota Pangkalpinang menuturkan, akan memangkas rantai perdagangan. “Secepatnya nanti akan arahkan distributor, broker dan pedagang untuk duduk bersama,” katanya.
“Kita putus rantai perdagangan yang terlalu panjang, kita buat lebih kecil. Mungkin dari distributor langsung ke pedagang, atau ada pihak ketiga namun dengan harga yang wajar,” katanya. (dnd)
