JAKARTA, LASPELA – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berkolaborasi dengan KBR mengadakan Talkshow dan Webinar secara virtual dalam rangka program Kampanye Publik untuk Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan, pada Rabu (3/3/2021).
Kegiatan tersebut mengusung tema “Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru”.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi menyampaikan adapaun materi dala Talkshow ini dengan judul Menuju Transformasi Penggunaan BBM Ramah Lingkungan.
Menurut Tulus acara ini merupakan bentuk konkret YLKI bergandengan tangan dengan pemerintah, masyarakat, operator (Pertamina) yang memiliki visi yang sama untuk secara konsisten mewujudkan dan menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang ramah lingkungan.
“Ini melihat fenomena perubahan iklim global (Global Climate Change) yang bisa mewujudkan berbagai krisis. Menyikapi hal ini, pada November 2015 lalu, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Paris Protocol, terkait kesanggupannya mereduksi emisi gas karbon antara 29-40 persen pada 2050. Pemerintah Indonesia sudah menggagas kebijakan yang spiritnya sama, yaitu kebijakan Program Langit Biru,” ujarnya.
Dikatakan Tulus, untuk mewujudkan program langit biru dan juga mereduksi gas karbon sebagaimana janji Presiden Jokowi pada Protokol Paris (2015), maka mau tidak mau target untuk mewujudkan jenis BBM ramah lingkungan (berstandar Euro 2) menjadi suatu keharusan.
“Pada tahun 2015 Presiden Jokowi telah membentuk Tim Reformasi Mafia Migas yang diketuai Faisal Basri. Salah satu rekomendasi utama Tim ini ialah pemerintah diminta menghapus BBM premium. Dan waktu itu sebagai operator pertamina menyanggupinya, namun mereka (pertamina-red) minta jeda waktu selama 2 tahun yakni sampai 2017,” tuturnya.
“Dan pada tahun 2017 pemerintah dan pertamina sudah mengendalikan secara ketat premium di area Jamali (Jawa, Madura, Bali). Tetapi ironisnya pada pertengahan 2018 kebijakan tersebut dibatalkan, karena faktor politik, dan pemilu. Sehingga sampai sekarang premium masih banyak digunakan di Indonesia,” lanjut Tulus.
Ia mengungkapkan, untuk mewujudkan BBM ramah lingkungan dan Digitalisasi SPBU, dimana saat ini pertamina (bersinergi telkom) telah melakukan Digitalisasi SPBU diseluruh Indonesia.
“Berdasarkan data yang ada saat ini pertamina sudah melakukan Digitalisasi SPBU seluruh Indonesia yakni di 5.500. Ini artinya akan menjamin keamanan pasokan bagi konsumen mendapatkan BBM, tak akan ada kelangkaan BBM di Indonesia,” ungkapnya.
Lebih dalam, Tulus menyebutkan bahwa Digitalisasi SPBU juga menjamin keandalan pelayanan kepada konsumen, baik dari sisi aksesibilitas dan realibilitas.
Ia menjelaskan, mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan bersih adalah hak asasi warga negara yang dijamin oleh Konstitusi dan berbagai Undang-Undang yang ada. Artinya pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib melindungi warganya, yakni mewujudkan kebijakan yang transformatif dalam penggunaan BBM ramah lingkungan (nir premium).
“Polusi udara yang dipicu oleh penggunaan energi fosil (khususnya BBM) sudah pada level membahayakan kesehatan dan keselamatan warga dan lingkungan, dan sudah menjadi the real pandemy. Kita menghadapi pandemi Covid-19 sebenarnya kita sebut pandemi yang kecil, karena sesungguhnya ada pandemi yang lebih besar yaitu penggunaan energi fosil dan menjadi pemicu utama polusi udara,” tuturnya.
Tulus menambahkan, masih banyak konsumen yang menggunakan premium tujuan untuk berhemat tapi justru ini bisa menimbulkan keborosan pada kendaraan bahkan sampai merugi.
“Kita juga mendorong kepada pertamina agar ada insentif harga untuk BBM yang ramah lingkungan untuk konsumen. Artinya jangan sampai kualitas BBM semakin naik harganya juga terus naik. Dan ini akan terus kita cek sehingga harga bisa lebih terjangkau kepada konsumen,” pintanya.
“Dan juga diperlukan kebijakan yang transformatif dan sinergi untuk mewujudkan BBM yang ramah lingkungan sehingga kita bisa menyelamatkan lingkungan kita dan menyelamatkan seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Sementara, Deny Djukardi selaku Commercial Retail Fuel Marketing Manager PT Pertamina mengatakan, PT Pertamina (Persero) terus mendukung upaya Pemerintah menciptakan udara yang bersih dan sehat dengan mendorong penggunaan Bahan Bakar Minyak yang lebih ramah lingkungan.
“Pertamina berkomitmen terus mengedukasi konsumen untuk menggunakan BBM ramah lingkungan dan yang lebih berkualitas dalam meningkatkan performa kendaraan,” ujarnya.
Lanjut Deny, Program Langit Biru, dilakukan Pertamina atas dukungan pemerintah daerah dan kementerian KLHK untuk menjawab tuntutan dan agenda global dalam rangka mengurangi kadar emisi gas buang kendaraan bermotor sejalan dengan Paris Agreement yang menetapkan reduksi emisi karbon dioksida efektif yang mulai berlaku pada tahun 2020.
“Program Langit Biru ini diharapkan akan dapat diterapkan lebih luas sehingga kualitas udara di Indonesia bisa lebih baik,” harapnya.
Selain edukasi, Deny menambahkan, dimana Pertamina juga memberikan stimulus berupa promo-promo BBM kepada konsumen, agar tergerak untuk mencoba BBM dengan kualitas lebih baik dan merasakan dampaknya ke mesin kendaraan melalui Program Langit Biru.
“Kita berkomitmen mendorong penggunaan BBM dengan RON lebih tinggi, karena selain baik bagi lingkungan juga akan berdampak positif untuk mesin kendaraan dan udara yang lebih bersih,” tutupnya.(wa)