SUNGAILIAT, LASPELA — Ratusan warga dan nelayan di Kabupaten Bangka kembali melakukan aksi penolakan terhadap Kapal Isap Produksi (KIP) yang beroperasi di perairan Pantai Matras, Jumat (13/11/2020).
Pasalnya, setelah beberapa hari melakukan aksi, kapal penambang timah tersebut belum juga keluar dari Pantai Matras.
Salah satu nelayan Air Hantu, Julyadi meminta dengan tegas agar pemerintah turun langsung untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Menurutnya, keberadaan KIP di Pantai Matras ini selain merusak alam juga akan menggangu nelayan dalam mencari mata pencahariannya.
“Kami tidak meminta lapangan pekerjaan kepada pejabat, tapi kami meminta tempat kami mencari makan jangan dirusak,” tegas Julyadi.
Dirinya juga mengatakan akan terus melakukan upaya penolakan terhadap KIP dan mendesak pemerintah untuk mencabut surat perintah kerja (SPK) penambangan di laut Matras.
“Perjuangan kita belum berakhir kawan-kawan, kita perjuangkan terus nasib nelayan,” tegasnya.
Dalam aksi tersebut, terlihat emak-emak yang tidak diketahui namanya juga ikut mencurahkan isi hatinya. Ia menilai bahwa pemerintah tidak memperdulikan nasib para nelayan.
“Mulkan (Bupati-red), Gubernur tidak punya hati lagi,” ucapnya sambil menahan tangis.
Bahkan ia mengaku bingung lantaran adanya KIP yang beroperasi di Pantai Matras itu akan mengganggu mata pencaharian nelayan.
“Kami bingung, nyari ikan sudah susah karena tidak bisa melaut lagi,” ujarnya.
Diketahui ada empat KIP yang tengah beroperasi di wilayah Pantai Matras sejak Senin (9/11/2020) lalu. (mah)